Barakata.id, Batam – Vaksin Covid-19 sudah disuntikkan kepada 120 dari 1.620 relawan yang disiapkan untuk uji vaksin. Salah satu relawan terdaftar yang akan disuntik vaksin adalah Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil.
Saat ini, vaksin Covid-19 tengah memasuki uji klinis tahap ketiga. Uji klinis dilakukan di Gedung Eyckman, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad), Kota Bandung, Jabar.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad, Dr Kusnandi Rusmil mengatakan, hingga hari ini sudah ada 120 relawan dari 1.620 relawan yang dilakukan penyuntikan terkait uji coba tahap 3 vaksin Covid-19 yang dilakukan di Bandung.
“Kemarin sudah pemeriksaan 6 site, kemarin sudah 120, semua normal dan baik. sudah seperti harapan setiap site running 20 orang. Jadi memang sudah sesuai harapan,” katanya di Jakarta seperti dikutip dari CNBC, Rabu (12/8/20).
Baca Juga :
Vaksin Covid-19 Buatan China Tiba di Indonesia
Kusnandi membenarkan bahwa salah satu relawan adalah Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Namun, ia tidak menyebut secara pasti, kapan jadwal Ridwan Kamil akan dilakukan vaksinasi.
“Gubernur itu kalau tidak salah tanggal berapa Agustus. Semua mendaftar melalui satu nomor, nanti akan dipanggil sesuai dengan kartu penduduknya,” kata dia.
Tahapan tiga kali suntikan yang dilakukan, kata Kusnandi, di awal yaitu kemarin (Selasa, 11 Agustus 2020), 14 hari kemudian akan dilakukan suntikan yang kedua. Sebelum dilakukan penyuntikan terlebih dahulu akan diambil sampel darah.
“(Terakhir) diikuti 6 bulan, ambil darah lagi. Penelitian ini 7 bulan dari awal sampai akhir,” ujarnya.
Meski sudah melakukan vaksinasi, menurutnya masyarakat harus tetap mengikuti protokol kesehatan. sebab, meskipun vaksin sudah ditemukan, setidaknya 70 persen masyarakat sudah harus mendapatkan perlindungan melalui vaksin, baru bisa dikatakan aman.
“Seluruh penduduk itu 70 persen imunisasi, 30 persen akan terlindungi, kalau 1.620 belum ada apa-apanya, yang terlindungi hanya 620,” sebutnya.
Apakah ada efek sampingnya? Menurut Kusnandi, efek samping vaksin adalah demam, dan itu hal yang lumrah. Seperti saat vaksinasi dilakukan pada bayi-bayi di Posyandu.
“Sebanyak 30 persen yang disuntik, akan bengkak, demam seperti imunisasi di Posyandu yang akan hilang 2 hari,” pungkasnya.
Siap diproduksi massal
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, pemerintah siap memproduksi massal vaksin Covid-19. Ia menyebutkan, hasil uji klinis tahap ketiga ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi pengembangan dan penemuan vaksin Covid-19 yang ditargetkan untuk dapat tercapai pada akhir tahun ini.
“Kita harapkan nanti Insyaallah di bulan Januari kita sudah bisa memproduksi. Kalau produksinya sudah siap langsung diberikan vaksinasinya kepada seluruh masyarakat di Tanah Air,” katanya usai meninjau pelaksanaan uji klinis tahap ketiga terhadap bakal vaksin Covid-19 di Gedung Eyckman, Bandung, Selasa (11/8/20) seperti dilansir dari laman Presiden RI.
Baca Juga :
Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Diprediksi Siap Pertengahan 2021
Presiden Jokowi optimistis bahwa pengembangan vaksin untuk Covid-19 di Tanah Air dapat berjalan baik. Presiden juga menegaskan bahwa pemerintah bersiap untuk memproduksinya apabila vaksin telah ditemukan sehingga dapat digunakan untuk melakukan vaksinasi Covid-19 kepada seluruh masyarakat.
Jokowi yang dalam kunjungan itu dipandu oleh Ketua Tim Peneliti Uji Klinis dari Fakultas Kedokteran Unpad, Prof. Kusnandi Rusmil mengatakan, pemerintah juga berupaya mengembangkan vaksin sendiri yang dikembangkan dari isolat virus Covid-19 yang ada di Indonesia.
Vaksin “Merah Putih” tersebut diharapkan akan dapat diselesaikan pada pertengahan tahun 2021 mendatang.
“Jadi kita mengembangkan full sendiri oleh Lembaga Eijkman, BPPT, LIPI, BPOM, Menristek, dan universitas-universitas yang kita miliki. Tetapi selain itu kita juga membuka diri untuk bekerja sama misalnya dengan Sinovac, Uni Emirat Arab di G42, dan dengan Korea Selatan,” katanya.
“Saya rasa kita membuka diri (bekerja sama) dalam rangka secepat-cepatnya kita bisa melakukan vaksinasi ke seluruh rakyat Indonesia,” sambung Presiden.
Vaksin diproduksi Bio Farma
Sebelum meninjau pelaksanaan uji klinis tahap ketiga terhadap bakal vaksin Covid-19, Presiden Joko Widodo juga meninjau kesiapan dan fasilitas milik Bio Farma untuk nantinya memproduksi vaksin Covid-19.
Dalam peninjauan tersebut, Kepala Negara dipandu dan mendapat pemaparan dari Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir. Presiden didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Presiden menegaskan, kemampuan Bio Farma sebagai perusahaan produsen vaksin telah diakui dunia di mana produk-produknya telah menjangkau lebih dari 140 negara di dunia.
“Saya ingin melihat bagaimana Bio Farma yang telah memproduksi vaksin yang telah dikirimkan ke 149 negara baik itu vaksin polio, difteri, BCG, dan lain-lain,” ujarnya.
“Ini menunjukkan bahwa negara kita mampu memproduksi vaksin sejak lama. Bio Farma berdiri setelah 1890, sudah lebih dari 100 tahun yang lalu,” sambung Presiden Jokowi.
Baca Juga :
PERGERAKAN NILAI TUKAR: Riset Vaksin Covid-19 Perkuat Rupiah
Bio Farma sendiri akan segera memproduksi vaksin Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri apabila nantinya vaksin tersebut telah ditemukan dan telah teruji secara klinis.
Sebelumnya, dalam pertemuan di Istana Merdeka pada 21 Juli 2020, Jokowi menugaskan Bio Farma untuk memastikan kapasitas produksinya dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri saat vaksin Covid-19 ditemukan.
Kapasitas produksi Bio Farma untuk saat ini diketahui sanggup memproduksi vaksin dalam jumlah 100 juta dosis per tahun. Jumlah itu pun sedang dikembangkan sehingga pada akhir tahun nanti mampu mencapai 250 juta dosis vaksin per tahun.
“Saya kira inilah yang perlu kita ketahui dan menambah optimisme kita bahwa kita bisa melakukan itu sendiri,” pungkasnya.
*****
Editor : YB Trisna