
Jakarta – Triniti Land akan membangun proyek mixed use bertajuk Marcs Boulevard di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Proyek dengan estimasi nilai hingga Rp7 triliun itu akan dikembangkan oleh PT Puri Triniti Batam.
CEO Triniti Land, Ishak Chandra mengatakan, Marcs Bulevard merupakan proyek kolaborasi dengan Triniti Land memegang porsi kepemilikan mayoritas sekitar 60 persen hingga 70 persen
Proyek ini menempati area seluas 23 hektar yang dirancang dalam lima distrik berbeda yakni Paul Marc, Dean Marc, Grant Marc, Will Marc, dan Ollen Marc.
Pelaksanaan konstruksi akan dibagi dalam tiga tahap. Masing-masing tahap membutuhkan waktu pengembangan sekitar empat tahun hingga lima tahun.
“Kami akan melansir secara resmi proyek ini pada Agustus 2019 mendatang. Ground breaking juga dimulai setelahnya. Sebelum ini, kami telah melakukan pra-penjualan,” ungkap Ishak seperti dilansir Kompas, Minggu (12/5/19).
Ishak mengatakan, estimasi nilai pembangunan atau gross development value (GDV) dari proyek ini sekitar Rp5 triliun hingga Rp7 triliun.
Alasan Triniti Pilih Batam
Menurut Ishak, dipilihnya Batam sebagai lokasi pengembangan Marcs Boulevard, karena kota ini punya beberapa faktor potensial.
Pertama, pertumbuhan populasinya demikian tinggi mencapai 8 persen hingga 11 persen per tahun. Hal ini mendorong kebutuhan atau permintaan akan hunian pun ikut meningkat
Kedua, pembangunan infrastrukturnya terhitung cepat. Seiring ditetapkannya Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan keringanan PPN.
Ishak menilai, Batam merupakan kota dengan pertumbuhan infrastruktur yang cukup bagus. Tahun 2000-an pamornya sempat melejit, seiring dengan banyaknya industri yang beroperasi di sana.
Namun, beberapa tahun setelahnya popularitas Batam merosot tajam karena adanya dualisme kepemimpinan pemerintahan dan bisnis, serta peraturan yang berubah-ubah.
Tapi, sekarang Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memangkan dualisme kepemimpinan tersebut. Sekarang Batam dipegang BP Batam, sebuah otorita yang akan dibantu oleh Pemerintah Kota sebagai ex officio. Ini sangat bagus, akan membuat Batam makin melejit,” kata Ishak.
Ketiga, pertumbuhan kenaikan harga properti residensial di Batam pada Kuartal I-2019, tercatat paling tinggi di antara 16 kota besar (termasuk Jadebotabek) yang disurvei Bank Indonesia (BI).
Tak hanya secara kuartalan, di mana Batam mencatat kenaikan harga tertinggi sebesar 2,67 persen, juga secara tahunan dengan pertumbuhan sebesar 4,75 persen.
Keempat, lanjut Ishak, pasar properti Batam terbilang unik. Meski Triniti Land menyediakan unit-unit dengan harga terjangkau Rp400 jutaan untuk pondok vila dan ruko di Distrik Paul marc, tapi yang cepat terserap pasar justru unit-unit seharga Rp1 miliar hingga Rp5 miliar.
“Ada yang beli unit penthouse dengan harga tertinggi Rp 5 miliaran. Unit ini habis terjual,” kata Ishak.
Sejak dilakukan pra-penjualan pada awal tahun hingga April lalu, sebanyak 50 persen dari total 130 unit yang ditawarkan telah terserap.
*****