Ia berharap, pengamanan di laut Natuna dapat terus ditingkatkan. Pemerintah pusat pun diharapkan membantu nelayan setempat dengan alat telekomunikasi berupa radio panggil yang mampu menjangkau jarak jauh.
Selain itu, pemerintah turut diminta membuat jalur komunikasi khusus bersama KRI, agar jika sewaktu-waktu ada kapal asing, maka para nelayan bisa menghubungi langsung ke kapal perang tanpa menunggu pulang ke daratan.
“Sehingga informasi tersebut dapat disampaikan secara cepat ke pihak KRI dan pengawas lainnya. Kenapa demikian, karena pada waktu nelayan kita ke laut, sinyal HP tidak terjangkau,” ujarnya.
Baca Juga :
Gunung Ranai Natuna, Penunjuk Arah Para Pelaut
Namun, Herman juga memahami keterbatasan armada KRI dan operasionalnya. Karena itu, salah satu solusinya pemerintah memberi alat komunikasi yang memadai sehingga bermanfaat bagi nelayan Natuna.
Terpisah, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I), Laksamana Madya Yudo Margono telah mengimbau agar nelayan Natuna tidak cemas atas keberadaan kapal ikan asing dan Coast Goard China karena TNI hadir di laut Natuna.
“Tetap saja melaut, di sini kan ada kapal perang, bisa infokan pada kami,” kata dia.
Baca Juga :
Susi Pimpin Pengejaran 7 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna
Justru sebaliknya, nelayan sebaiknya menjadi mata dan telinga aparat keamanan, khususnya TNI Angkatan Laut.
“Mungkin dengan kondisi laut kita yang luas, itu tidak bisa dijangkau oleh KRI kita saat ini, kan jumlahnya terbatas,” ujarnya.
Ia juga meyakinkan masyarakat dan nelayan untuk terus berkoordinasi dengan TNI maupun Bakamla yang berada di laut Natuna.
*****