

Batam – Wali Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Muhammad Rudi menargetkan tahun 2025 tidak ada lagi jalan rusak di kota itu. Ia berkomitmen, di bawah kepemimpinannya, Pemko Batam akan terus meningkatkan kualitas infrastruktur.
Rudi mengatakan, pada tahun 2025 nanti, pembenahan jalan utama Nagoya hingga ke Kecamatan Sagulung ditargetkan selesai. Kegiatan pembenahan jalan meliputi pelebaran jalan maupun perbaikan jalan yang rusak.
Selain jalan utama, lanjut Rudi, Pemko Batam juga akan membenahi jalan-jalan lingkungan sampai jalan ke permukiman warga. Pekerjaan itu dilaksanakan melalui program percepatan infrastrukur kelurahan, yang sudah berjalan sejak tahun 2016.
“Jalan lingkungan tempat tinggal juga ditargetkan selesai pada tahun 2025,” kata Rudi ditemui Rabu, (5/6/19).
Rudi berharap dukungan seluruh jajaran dan instansi terkait termasuk elemen masyarakat agar target tersebut bisa tercapai sesuai dengan rencana.
Baca Juga : Batam pun Berhasrat Jadi Kota Wisata
Ia pun mengajak masyarakat di Batam agar selalu kompak, dan bersatu membangun perekonomian Batam. Menurut Rudi, sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan Pemko Batam adalah industri pariwisata.
“Mari kita bersama-sama membangun pariwisata Batam agar lebih dikenal luas hingga ke mancanegara,” katanya.
Menurut Rudi, industri pariwisata Batam punya potensi luar biasa untuk dikembangkan. Karena itu, Pemko Batam melalui Dinas Pariwisata menyiapkan event-event yang dianggap mampu mendatangkan wisatawan domestik dan mancanegara.
Baca Juga : Batam Kembangkan Konsep Homestay di Kampung Wisata
Tidak hanya mengandalkan keindahan alam, lanjut Rudi, pariwisata Batam memiliki kekayaan budaya, termasuk wisata kuliner, belanja dan sport tourism.
Tahun ini, Pemko Batam juga sedang mengembangkan konsep homestay di beberapa kampung wisata. Konsep keterlibatan masyarakat untuk berinteraksi langsung dengan turis itu diyakini akan menambah daya tarik Batam di mata turis internasional.
“Dengan konsep itu, warga di tempat-tempat wisata akan menyiapkan rumah mereka untuk tempat tinggal wisatawan yang datang. Turis akan merasakan langsung kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Ini menarik dan sebenarnya di beberapa daerah lain sudah menerapkan konsep ini,” katanya.
*****