Beranda Kepulauan Riau

Setiap Desa di Kepri Didorong Punya Perpustakaan Desa

138
0
Tim Sinergi menyusun program pengembangan perpustakaan desa di kantor Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kepri di Tanjungpinang, Jumat (11/10/19). (F: Ist)
DPRD Batam

Barakata.id, Tanjungpinang – Pemerintah Provinsi Kepri (Kepulauan Riau) mendorong setiap desa di Kepri mempunyai perpustakaan desa. Pemerintah telah membentuk Tim Sinergi untuk mengembangkan perpustakaan yang dikelola masyarakat desa.

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kepri yang menggawangi program ini juga telah siap mendorong setiap kabupaten dan kota untuk mewujudkan program perpustakaan desa di seluruh wilayah Kepri.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Kepri, Amir Husin mengatakan, pengembangan perpustakaan daerah maupun desa, sesuai dengan semangat tranformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.

“Tim Sinergi Kepri Kepri ini juga sudah menggelar berbagai kegiatan termasuk mengundang stake holder terkait untuk mewujudkan kemajuan perpustakaan hingga ada di setiap desa,” sebut Amir Husin di Tanjungpinang, kemarin.

Baca Juga : Perpustakaan Desa, Membangun Budaya Literasi Warga

Ia mengatakan, peran perpustakaan desa sudah terbukti bisa meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan perekonomian pedesaan.

“Perpustakaan ini selain tempat mencari pengetahuan lewat buku-buku yang disediakan, juga tempat menyelenggarakan pelatihan serta sebagai wahana mempublikasikan dan mempromosikan berbagai jenis hasil-hasil yang diproduksi masyarakat,” kata dia.

“Tujuannya, agar semua jenis hasil pertanian masyarakat bisa mendapat pasar yang baik. Tidak hanya untuk hasil pertanian, tapi juga untuk mempromosikan ke pasar online hasil tangkapan nelayan serta hasil kerajinan masyarakatnya,” sambung Amir Husin.

Ia menyebutkan, saat ini delapan desa di Kepri yang menjadi pilot projek nasional. Salah satunya adalah Toapaya, Bintan yang ternyata sangat berperan dalam meningkatkan pengetahuan dan perekonomian masyarakat.

Perpustakaan Desa Toapaya ini masuk 5 besar tingkat nasional.

“Delapan desa yang menjadi pilot projek perpustakaan nasional pedesaan tersebut ada di Bintan dan Karimun,” ujarnya.

Dari delapan desa itu, empat di antaranya masuk di wilayah Karimun yakni Desa Tebias, Lebuh, Gemuruh, dan Desa Pongkar. Sedangkan empat desa di Bintan adalah Desa Sebong Pereh, Mantang Baru, Toapaya, dan Desa Kuala Sempang.

Amir Husin berharap, masing-masing kepala daerah di Kepri membuat peraturan bupati atau wali kota yang mengatur tentang perpustakaan, mengingat pentingnya keberadaan dan peran perpustakaan saat ini.

Ketua Tim Sinergi Provinsi Kepri, Yetriani optimistis jika semua desa sudah memiliki perpustakaan maka pertumbuhan ekonomi masyarakat di desa akan naik signifikan. Menurutnya, setiap hasil produksi di pedesaan akan lebih mudah dipromosikan lewat online di sarana yang dimiliki perpustakaan desa.

Selain itu, gedung perpustakaan juga bisa digunakan untuk kegiatan lain yang menunjang kepentingan warga desa.

“Bisa digunakan untuk menggelar pelatihan, seminar pertanian atau perikanan dan kegiatan lain,” katanya.

Yetriani melanjutkan, setiap kepala desa juga memiliki wewenang untuk mengalokasikan sebagian Dana Desa untuk mewujudkan perpustakaan baik langsung maupun bertahap. Pengalokasian itu diatur dalam PermenDesa PDTT No 11 Tahun 2019 tentang prioritas penggunaan Dana Desa.

“Kepala desa yang membuat perpustakaan umumnya berhasil membangun desanya menjadi lebih baik secara pertumbuhan perekonomian dan relatif berhasil dalam meningkatkan kualitas pengetahuan warga desanya,” kata dia.

Baca Juga : Mulai 2020, Desa Terbaik di Kepri Dapat Hadiah Rp5 miliar

Tahun depan, Yetriani berharap para kepala desa di Kepri sudah memprioritaskan penggunaan Dana Desa anggaran 2020 untuk membangun gedung perpustakaan, pengadaan bahan bacaan seperti buku, dan balai pelatihan dan belajar bagi masyarakat.

Yetriani mengatakan, melalui peningkatan jumlah perpustakaan, diharapkan masyarakat desa di Kepri dapat merasakan manfaat, baik secara intelektualitas maupun kesejahteraan sosial ekonomi sesuai dengan slogan program literasi untuk kesejahteraan.

*****