
Sleman – Pertandingan Liga 1 antara tuan rumah PSS Sleman melawan Semen Padang di Stadion Maguwoharjo, Sabtu (25/5/19) malam WIB yang berakhir imbang mendapat sorotan pengguna internet di Tanah Air. Tapi bukan skor akhir itu yang menjadi soal, melainkan karena Semen Padang memakai Karl Marx sebagai tukang gedor.
Pada laga itu, tim asal Sumatera Barat tersebut sempat unggul lebih dulu berkat gol Rosad Setiawan di menit ke-31 memanfaatkan umpan dari Dedi Hartono. Tapi di babak kedua, penyerang PSS Sleman asal Argentina, Brian Ferreira sukses menyamakan kedudukan dari titik pinalti di menit ke-73.
Dalam daftar para pemain Semen Padang, terdapat satu nama yang bikin penonton terkesima. Dia adalah Karl Marx Barthelemy, pemain asing berposisi sebagai penyerang asal Chad yang dikontrak tim berjuluk Kabau Sirah itu.
Kehadiran Karl Marx di lapangan sontak membuat heboh jagat Twitter, khususnya oleh para penikmat liga domestik Tanah Air. Pasalnya, nama itu sangat identik dengan filsuf asal Jerman pendiri Marxism yang merupakan dasar dari Komunisme internasional.
Mengutip CNN, sepanjang laga berlangsung, sejumlah akun Twitter pun diramaikan dengan candaan tentang kehadiran Karl Marx di lapangan hijau.
“Sampai Karl Marx pun terdeteksi main di PS Semen Padang,” demikian cuitan salah satu akun di Twitter mengomentari pemain bernama yang sama dengan pencetus Marxisme tersebut.
Ada pula akun Twitter yang mencandai nama itu dengan menyindir Indonesia yang biasa reaktif dan represif dengan simbol-simbol bernuansa Marxisme dan Komunisme.
“Biasanya yang serba berbau Marxis, enggak ada ampun, langsung razia. Tetapi kali ini pemerintah kecolongan kaena Karl Marx lolos masuk Indonesia bahkan ikut main bola di Liga 1 ikut PS Semen Padang,” cuit akun Twitter lainnya.
Begitu pula akun lain yang mengomentari nama Karl Marx di Semen Padang dikaitkan dengan atribut para pendukung PSS Sleman yang berbau anarko sindikalisme.
“Kok kebetulan ya di PSS vs Semen Padang ini ada pemain namanya Kar Marx, terus suporter bawa-bawa bendera sama atribut anarko sindicalism.”
“Kalau sampai chant-nya genjer-genjer, wah sudah ini mah fix propaganda,” tulis salah satu akun Twitter berseloroh.
Pada laga itu, Karl Marx bermain cukup apik dengan merepotkan barisan pertahanan PSS Sleman, meskipun ia belum mampu mencetak gol.
Tipikal pemain pekerja keras

Pelatih Semen Padang, Syafrianto Rusli mengungkapkan alasannya mendatangkan pemain asal Republik Chad itu pada Maret lalu. Menurut dia, Karl Marx memiliki skill dan teknik yang itu dibutuhkan Semen Padang.
Karena itu, kedatangannya diyakini bisa membantu tim Kabau Sirah meraih hasil manis di musim depan.
“Kalau kami lihat dari trek rekor, dia merupakan pemain tim nasional Republik Chad. Kami lihat cara dia main, kekukuhan dia di belakang, individu dia, finishing dan cepat adaptasi dengan kawan-kawan itu yang membuat tertarik sama dia. Kami tidak memerlukan banyak waktu untuk adaptasi dengan dia,” ujarnya.
Menurut Syafrianto, Karl Marx merupakan tipikal pemain yang mau bekerja keras, saling mendukung rekannya, memiliki komunikasi yang baik, meskipun bahasa Inggris-nya kurang bagus.
“Tapi dia mau bertanya dan melakukan apa yang diinginkan tim.”
Karl Marx lahir di kota N’Djamena, ibukota Chad, 27 Oktober 1986. Sepanjang kariernya, ia lebih banyak bermain bersama tim-tim dari Afrika seperti Coton Sport (Kamerun), Missile (Gabon), Difaa El Jadidi (Maroko), dan Club Africain (Tunusia).
Klub terakhir yang dibelanya adalah, PKNP FC, klub Malaysian Super League. Bersama PKNP FC, kiprah dia sebenarnya tak bagus-bagus benar.
Dari 20 pertandingan di kompetisi domestik negeri jiran itu, ia hanya mampu mencetak dua gol dalam 20 penampilannya. Tapi, dia tercatat pernah jadi salah satu pilar Timnas Chad.
Karl Marx ini pernah membela Timnas Chad di ajang Piala Afrika 2012 kualifikasi Piala Dunia 2010 serta 2014. Total ia mencetak dua gol dalam 20 penampilannya bersama armada Les Sao.
*****