Beranda Urban Nusantara

Segudang Prestasi Antarkan Anak Buruh Bangunan ini ke UGM

64
0
UGM
Halimatus Sa’diyah dinyatakan lolos pengumuman SNMPTN 2021 dan diterima di UGM. F: Barakata.id/ist
DPRD Batam

Barakata.id, Jakarta – Betapa bahagianya Halimatus Sa’diyah saat dinyatakan lolos pengumuman SNMPTN 2021. Ia lolos dan diterima kuliah di Departemen Matematika, Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM).

“Rasanya seneng, bisa sedikit memberikan kebahagiaan untuk bapak dan ibu karena saya lolos SNMPTN dengan program KIP Kuliah, mudah-mudahan meringankan,” ucap Halimatus Sa’diyah dilansir dari laman resmi UGM, Senin (28/6/2021).

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Bagi Halimatus Sa’diyah lolos SNMPTN program KIP Kuliah sebagai kebahagiaan di tengah keterbatasan karena ayahnya, Zainudin, bekerja sebagai kuli bangunan dan ibunya Siti Fatimah seorang ibu rumah tangga biasa.

Dengan pendapatan yang tidak menentu, ia membayangkan mustahil baginya bisa kuliah di perguruan tinggi negeri ternama. Dengan pendapatan Rp65 ribu per hari atau rata-rata Rp1.950.000 rupiah per bulan sungguh sangat tidak mencukupi dengan tanggungan empat anggota keluarga.

Baca juga:

“Belum lagi bapak sekarang berumur 54 tahun dan mengidap penyakit liver semenjak umur 35 tahun dan membutuhkan obat jalan. Tapi bapak tak putus semangat untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga,” ungkapnya.

Bertempat tinggal di Dusun Bringin, Pondok Wuluh, Leces, Probolinggo, Kota Probolinggo Jawa Timur, Halimatus Sa’diyah dan keluarga hidup dengan sangat sederhana.

Merasakan hidup dalam serba kekurangan sejak kecil, menjadikan Halimatus Sa’diyah selalu meraih prestasi di setiap jenjang pendidikan yang ia lalui.

Dara kelahiran Probolinggo, 27 April 2003 berhasil lulus dari SDN 1 Pondok Wuluh tahun 2015, SMPN 1 Leces Excellent Class tahun 2018 dan SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang, Cambridge International School ID 113 tahun 2021.

Ia mengaku menempuh pendidikan SD normal selama 6 tahun dan di setiap akhir semester selalu mendapat ranking 1. Di jenjang SD ini, ia mengikuti ekstrakurikuler kepramukaan dan pernah mencoba untuk yang pertama kali cerdas cermat tingkat kecamatan tetapi belum berhasil.

Berlanjut jenjang SMP, ia tempuh normal selama 3 tahun dan di setiap akhir semester juga selalu mendapat ranking 1 dan 2. Di SMP, ia juga mengikuti ekstrakurikuler kepramukaan dan sempat mengikuti OSN Matematika serta pernah menjadi Duta Adiwiyata Mandiri Nasional.

Baca juga:

“Pengalaman olimpiade sebenarnya sudah saya rintis semenjak kelas 7-9 SMP tetapi belum mendapatkan medali. Di SMP ini saya juga menambah kegiatan organisasi dengan menjadi anggota Remaja Masjid sebagai sekretaris,” urainya.

Melalui dua jenjang pendidikan sebelumnya, di SMA Halimatus mencoba pengalaman yang sangat berbeda. Saat menempuh pendidikan SMA, ia memilih di pondok pesantren Darul Ulum Jombang.

Di jenjang pendidikan SMA inilah, menurutnya, lingkup pertemanan dan saingan yang semula hanya 1 kecamatan menjadi se-Indonesia. Tingkat persaingan menjadi semakin ketat. Di setiap semesternya dia bisa mempertahankan ranking 1 dan 2 serta pararel 5 dari 354 siswa di akhir wisuda.

“Saya pun mendapatkan pengalaman organisasi ScienceAnd Social Olympiad Nasional (SSO) sebagai koordinator soal Fisika dan Ipa terpadu selama 2 tahun berturut-turut di SMA Darul Ulum 2 dan sebagai koordinator umum di Asrama Al-Kautsar selama 1 tahun di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang,” terangnya.

Di bangku SMA, Halimatus mengikuti ekstrakurikuler cambridge examination, tahfidz, club bahasa inggris, dan teknologi informatika. Sedangkan prestasi yang berhasil ia raih Gold Medal International Science and Invention Fair 2020, Juara 3 Nasional Olimpiade Mipa dan Farmasi yang diselenggarakan Unair, juara 1 lomba KOPSI tingkat Sekolah dan Cambridge Examination Grade C 5.

Meski mengikuti banyak kegiatan ekstra, nilai akademik SMA Halimatus rata-rata di setiap semester minimal 90. Ia pun selalu mendapat ranking 1 dan 2 mulai dari kelas X semester 1 hingga kelas XII semester 5.

Baca juga:

Ia mengaku bisa mendapatkan nilai akademik yang baik karena selalu membersihkan pikiran-pikiran selain menuntut ilmu. Disamping itu, ia selalu menanamkan dalam diri untuk bisa berhasil meraih cita-cita sehingga senantiasa memprioritaskan belajar secara tertata.

“Yang penting juga jangan menunda-nunda tugas, selalu berdoa dan tawakal serta mengatur waktu dengan mendahulukan yang utama baru yang sekunder, tersier. Selama tugas primer belum terselesaikan jangan mengerjakan yang sekunder,” akunya.

*****

Editor: Ali Mhd