

Barakata.id, Jakarta – Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk pekerja sebesar Rp600.000 akan dicairkan lagi oleh pemerintah. Ini adalah penyaluran batch 6 termin kedua BLT pekerja tahun 2020.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Anwar Sanusi mengatakan, proses pemadanan data dengan dirjen pajak (DJP) telah selesai dilaksanakan. Dengan demikian, penyaluran BLT batch 6 di termin II sudah bisa dilaksanakan.
Ini menjadi kabar baik bagi 1,3 juta pekerja/buruh penerima bantuan subsidi upah (BSU) yang hingga kini belum menerima bantuan tersebut.
“Sudah kami transfer ke bank sejak Selasa (15/12/20) lalu,” ujarnya dalam diskusi FMB9, Rabu (16/12/20).
Baca Juga :
Namun, Anwar tidak menyebutkan kapan uang BLT itu akan masuk ke rekening penerima/pekerja. Meski demikian, ia berharap proses transfer dari bank ke penerima manfaat dapat segera dilaksanakan, mengingat tutup tahun anggaran sudah semakin dekat.
“Karena kalau sudah tutup anggaran, kami tidak dibolehkan lagi untuk melakukan penyaluran,” kata dia.
Anwar optimistis, penyaluran bisa mencapai target sebelum tutup tahun. Mengingat di termin II ini, pencairan sudah mencapai 89 persen atau menyasar kepada 11,04 juta orang.
Ia pun yakin pihaknya dapat menyelesaikan seluruh penyaluran BLT untuk 12,4 juta pekerja berpendapatan kurang dari Rp5 juta yang menjadi target bantuan tersebut pada Desember 2020.
“Kami masih ada waktu, terutama sampai akhir tahun anggaran ini yakni 30 Desember, untuk kita terus melakukan upaya-upaya, terutama bekerja dengan Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) bagaimana mencarikan solusi terkait persoalan-persoalan yang menyangkut retur,” kata dia.
Baca Juga :
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menjelaskan, hingga 14 Desember 2020, total penyaluran bantuan subsidi gaji/upah sejak termin I hingga termin II telah mencapai 93,34 persen dengan anggaran tersalurkan sebesar Rp27,96 triliun.
Ida mengatakan, pada termin I BLT pekerja sudah tersalurkan kepada 12,26 juta orang (98,86 persen) dengan nilai sebesar Rp14,71 triliun. Sedangkan pada termin II, telah tersalurkan kepada 11,04 juta orang (89 persen) dengan nilai sebesar Rp13,2 triliun.
“Proses penyaluran masih terus dilakukan,” ujarnya.
Menurut Ida, dari seluruh termin penyaluran, memang belum mencapai 100 persen. Hal itu disebabkan adanya sejumlah data rekening penerima yang bermasalah.
Kondisi itulah yang membuat penyaluran BSU terhambat, terutama pada termin I.
“Pada termin pertama, berdasarkan laporan Bank Penyalur, terdapat sejumlah data rekening yang bermasalah dan tidak dapat ditransfer sehingga mengakibatkan retur,” kata dia.
Baca Juga :
Atas adanya rekening retur tersebut, data pun akhirnya kembalikan kepada BP Jamsostek untuk diperbaiki kembali. BP Jamsostek kemudian akan mengembalikan data ke pemberi kerja untuk direvisi.
Apabila data tersebut telah direvisi, maka Bank Penyalur akan kembali menyalurkan BSU.
Sementara, untuk termin II, ada pemadanan data pajak sesuai rekomendasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selain itu, dilakukan monitoring serta evaluasi terlebih dahulu pada penyaluran termin I untuk memastikan agar penyaluran tepat sasaran.
“Upaya ini dilakukan semata-mata untuk meyakinkan agar BSU ini tepat sasaran,” ujar Ida.
Lanjut di tahun 2021
Ida mengatakan, program BLT pekerja ini kemungkinan besar juga akan dilanjutkan pada tahun 2021. Saat ini masih dilakukan diskusi dengan KPC PEN.
Sementara itu, Direktur Utama BP Jamsostek, Agus Susanto mengatakan, ada sejumlah rekening penerima subsidi gaji/upah yang bermasalah. Akibatnya, para pekerja itu tidak dapat menerima BLT sejak termin I meskipun memenuhi kriteria sebagai penerima.
Saat ini, lanjut Agus, tim BP Jamsostek terus melakukan perbaikan dengan cara mengkonfirmasi kepada pekerja atau pemberi kerja.
“Tim kami di seluruh Indonesia bergerak cepat menghubungi seluruh pihak untuk bisa dilakukan perbaikan tentunya segera akan kita serahkan kepada Kemenaker,” pungkasnya.
*****
Editor : YB Trisna
Sumber : ANTARA