Beranda Kepulauan Riau Batam

Rakor Program BBK, BP Batam Paparkan Usulan Proyek Unggulan

77
0
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Bidang Perekonomian, Wahyu Utomo saat tiba di Bandara Hang Nadim Batam, Selasa (8/6/21). (F: Humas BP Batam)
DPRD Batam

Barakata.id, Batam- BP Batam melakukan rapat koordinasi (rakor) program Batam, Bintan dan Karimun (BBK) dengan Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Wahyu Utomo.

Rapat tersebut digelar di Ruang Tunggu A2 Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Selasa (8/6/21). Rakor itu dihadiri Gubernur Kepri Ansar Ahmad, Wakil Bupati Karimun Azhar Hasyim, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad, Asisten Deputi Penataan Ruang dan Pertanahan Kemenko serta pejabat lainnya dari pusat dan daerah.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Rakor tersebut membahas usulan program atau proyek prioritas dalam rencana induk BBK. Sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo, pengembangan dan pengelolaan Kawasan BBK akan dilakukan secara terintegrasi dengan pengembangan bisnis atau industri yang saling mendukung.

Baca Juga:

Selain itu infrastrukturnya juga harus saling terkoneksi antarkawasan serta harmonisasi regulasi dan kelembagaan untuk kemudahan investasi dan optimalisasi Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB).

Rakor tersebut dilakukan untuk meninjau langsung serta memahami kebutuhan dari masing-masing kawasan. Sehingga bermanfaat untuk membangun perekonomian setelah terbitnya Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan KPBPB.

Wahyu Utomo mengatakan Batam, Bintan dan Karimun adalah kawasan yang jadi ujung tombak perekonomian Indonesia.

Rencana induk masing-masing wilayah BBK itu perlu dikembangkan sesuai kelebihan wilayahnya masing-masing. Tentu saja dengan mengedepankan sektor yang berdaya saing.

“Sebagai contoh, Batam akan kita jadikan hub logistik internasional, industri kedirgantaraan, industri light and valuable, industri digital dan kreatif, perdagangan internasional, serta pusat keuangan dan wisata kesehatan terintegrasi,” jelas Wahyu.

Asumsi skenario pertumbuhan ekonomi rencana pengembangan dalam Rencana Induk KPBPB BBK mengusung skenario optimis. Targetnya Rp5.924 triliun total kebutuhan investasi hingga Tahun 2045.

Sedangkan program atau proyek dalam rencana induk kawasan BBK mengusung tahap short term (2021-2025). Tahap ini mencakup 109 proyek, dengan total indikasi investasi Rp629 triliun.

“Ini angka yang tidak sedikit, dan kita harus bersinergi untuk memperbaiki regulasi, mekanisme dengan menyinergikan kinerja dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat,” kata Wahyu

Sementara itu, Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam, Enoh Suharto memaparkan mengenai Rencana Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim Batam.

Ia mengatakan, area kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim Batam telah disiapkan seluas 354 hektare.

Baca Juga:

Proses lelang pun telah selesai pada Maret 2021 lalu dan dimenangkan oleh Konsorsium PT Angkasa Pura I bersama dengan Incheon International Airport Corporation (IIAC) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

“Lama konsesinya 25 tahun, dengan lingkup proyek renovasi terminal 1, pembangunan terminal 2, dan pengelolaan kargo. Indikasi invetasinya sendiri lebih-kurang senilai Rp6,7 triliun,” kata Enoh.

Pihaknya berharap nantinya Bandara Hang Nadim mampu menampung lebih dari 40 juta penumpang. Selain itu, kawasan Bandara Hang Nadim Batam juga tengah mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Aero Technic seluas 30 hektare, serta pembangunan runway kedua.

***

Editor: Asrul R