Tanjungpinang – Dewan Kesenian Kepulauan Riau (Kepri) punya ketua baru, namanya Raja Ahmad Helmi. Ia terpilih secara aklamasi menggantikan ketua lama, Husnizar Hood pada musyawarah daerah (musda) di Hotel Bintan Plaza, Tanjungpinang, Kepri, Senin (22/7/19).
Seniman musik itu bakal memimpin Dewan Kesenian Kepri hingga tahun 2024. Raja Helmi sendiri terpilih lantaran tidak ada calon lain yang tampil pada musda tersebut.
Ketua demisioner Husnizar Hood, jauh-jauh hari sudah menyatakan tak ingin maju lagi dalam pencalonan ketua. Begitu pula dengan para seniman lainnya di Kepri, tak ada yang berminat.
Baca Juga : Selamat Jalan, Arswendo Atmowiloto
Maka, jalannya musda yang diikuti pengurus Dewan Kesenian se-Kepri itu pun terkesan landai. Sebelum musda sudah ditebak siapa yang bakal menjadi ketua lembaganya para seniman Kepri itu.
“Memang tak ada calon lain, hanya Raja Helmi seorang saja kandidat,” kata Heru Untung, Ketua Dewan Kesenian Kota Tanjungpinang.
Adapun Husnizar Hood mengaku tak maju lagi karena ingin ada penyegaran di tubuh Dewan Kesenian Kepri. Ia berharap, dengan pengurus yang baru, lembaga ini bisa lebih maju.
”Saya jadi ketua sejak Provinsi Kepri terbentuk. Sekarang saatnya saya serahkan kepada yang lain,” ujar Wakil Ketua DPRD Kepri ini.
Pada kesempatan itu, Husnizar meminta Dinas Kebudayaan Kepri dapatenjadi leader dalam upaya memajukan kesenian dan para seniman di Kepri. Menurutnya, ada pekerjaan rumah yang belum dituntaskan yakni, membuat Perda Kearifan Lokal.
Sampai sekarang, perda ith masih terganjal di Biro Hukum Kantor Gubernur Kepri.
“Ini dasar untuk kebijakan muatan lokal. Ini ekerjaan rumah yang harus diselesaikan,” kata dia.
Baca Juga : Pemantun Pernikahan, Menjaga Tradisi Pantun di Bumi Kepri
Pelaksana tugas Gubernur Kepri, Isdianto saat membuka musda itu berharap, pengurus Dewan Kesenian Kepri yang baru mampu berbuat yang terbaik untuk daerah dan juga para seniman di Kepri.
“Saya nanti juga akan mencari Kepala Dinas Kebudayaan Kepri yang terbaik. Orang yang memiliki komitmen tinggi di bidang kebudayaan agar sinkron,” katanya.
*****
