Barakata.id, Blitar (Jatim) – Puskesmas Wonotirto, Kabupaten Blitar terus menggencarkan upaya untuk mengentaskan penyakit Tuberkulosis (TBC).
Terhitung hingga bulan Mei 2021, di Kecamatan Wonotirto sendiri sudah terdapat 5 orang yang terjangkit penyakit tersebut. Untuk yang sudah memeriksakan dahak dari batuknya berjumlah 21 orang.
Kepala Puskesmas Wonotirto, Zaenal Fanani menuturkan, pengentasan TBC merupakan salah satu program pemerintah yang harus dijalankan dengan baik. Karena Indonesia adalah negara dengan kasus TBC terbanyak nomor 4 di dunia.
“Artinya ini menjadi masalah dan endemis di masyarakat,” katanya kepada barakata.id, saat ditemui di Puskesmas Wonotirto, Kabupaten Blitar, Rabu (23/6/2021).
Permasalahan yang menyebabkan kasus TBC begitu tinggi itu, kata Zaenal, disebabkan pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat tidak sampai tuntas. Hal itu berdampak terhadap ketahanan pasien yang terserang TBC.
“Kalau sudah masalah resisten bukan hanya biaya pengobatannya yang tinggi, tapi juga keberhasilan pengobatannya semakin rendah,” jelasnya.
Oleh karena itu, menurut Zaenal, Puskesmas Wonotirto begitu gencar melakukan kegiatan penanggulangan TBC. Salah satu kegiatan yang digalakkan ialah penyuluhan kepada para kader-kader Posyandu.
“Kita turun langsung ke kader-kader ke Posyandu. Bagaimanapun di Puskesmas ini juga ada kader yang memahami penyakit TBC, dan bertugas sebagai pelaksana di lapangan,” tandasnya.
Setelah ditemukan adanya kasus TBC pada masyarakat, sambungnya, nantinya masyarakat yang mempunyai gejala tersebut langsung diarahkan ke Puskesmas untuk diberikan perawatan intensif.
“Jadi pengentasan TBC itu digalakkan mulai tahapan pencarian kasus, yang dilakukan oleh para petugas TBC, Puskesmas, kemudian juga dilaksanakan oleh kader-kader aktif yang ada di wilayah,” ungkap Kepala Puskesmas Wonotirto itu.
Dirinya menegaskan bagi siapa saja yang mengalami batuk lebih dari dua minggu hendaknya memeriksakan diri ke Puskesmas. Hal itu guna mendeteksi ada tidaknya gejala dini TBC.
Namun di sisi lain, Zaenal melanjutkan, adanya pandemi Covid-19 juga menjadi masalah, karena masyarakat enggan untuk memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas. Sehingga jumlah masyarakat yang memeriksakan kesehatan mengalami penurunan.
Selain itu, permasalahan yang lain, letak geografis dari Puskesmas Wonotirto sendiri juga terletak di wilayah kecamatan yang bagian pinggir, akhirnya membuat masyarakat yang rumahnya jauh urung untuk datang ke Puskesmas.
Menurut Zaenal, untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya sudah mencoba memberikan solusi kepada masyarakat dengan memberikan kontak Hot Line yang bisa dihubungi oleh masyarakat.
“Dengan adanya Hot Line masyarakat bisa bertanya secara langsung kepada pihak Puskesmas, terkait kesehatan, ataupun resep obat,” pungkasnya.(adv/kmf).
Reporter : Achmad Zunaidi