
Barakata.id, Tanjungpinang – Pelayanan Puskesmas Batu 10 Tanjungpinang mendapat sorotan warga karena diduga tolak pasien. Alasan pihak puskesmas adalah administrasi. Padahal pasien tersebut diduga bergejala terserang virus corona.
Seorang warga bernama Rinto Situmorang mengaku kecewa lantaran tidak dilayani saat ingin memeriksakan diri ke puskesmas tersebut, Kamis (22/7/21) sore. Kata dia, pihak puskesmas beralasan tak bisa memeriksa karena dirinya memiliki alamat tempat tinggal yang berbeda dengan domisili puskesmas.
Rinto mengaku sebagai warga Perumahan Mahkota Alam Raya, Tanjungpinang. Ia mendatangi Puskesmas Batu 10 karena ingin berobat. Sudah tiga hari ia mengalami demam.
BACA JUGA : Prosedur Isolasi Mandiri di Rumah dari Satgas Covid-19
Awalnya, sebelum mendatangi Puskesmas Batu 10, Rinto memeriksakan kesehatannya ke Klinik Ibu Mas sebagai klinik tempat dia berobat sebagai peserta BPJS Kesehatan, Kamis (22/7) sekira pukul 13.55.
Namun, saat menceritakan keluhan kesehatannya, perawat di Klinik Ibu Mas langsung mengarahkan warga ini ke Puskesmas Batu 10 Tanjungpinang supaya dilakukan tes antigen. Hal ini mengacu dari gejala yang dialami Rinto mirip seperti gejala penderita Covid-19.
Rinto yang didampingi istrinya pun langsung menuju Puskesmas Batu 10. Di tempat itu sudah ramai warga yang ingin berobat.
Rinto pun ikut dalam barisan antrean. Setelah hampir satu jam menunggu, ia lantas mendapat giliran untuk diperiksa. Tapi yang diterimanya sungguh tak bisa dipercayanya.
“Perawat puskesmas yang menerima kami mengatakan karena masalah tempat tinggal, berobatnya tak bisa di Puskesmas Batu 10. Tapi di Puskesmas batu 8 atas. Itu pun besok pagi,” kata Rinto menceritakan kejadian.
Mendengar penjelasan perawat tersebut, Rinto pun merasa kecewa. Bagaimana tidak, ada warga yang sedang dalam keadaan sakit malah ditolak berobat dan diminta berpindah tempat pengobatan dan waktunya besok hari.
Merasa sudah ditolak berobat oleh pihak Puskesmas Batu 10 Tanjungpinang itu, Rinto pun pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, pria itu hanya bisa berharap kepada obat demam yang sudah dikonsumsinya selama tiga hari ini.
“Wajar saja kalau banyak pasien Covid-19 yang meninggal jika pelayanannya begini. Kalau orang sakit aja sudah ditolak, kemana lagi harus berobat,” kata dia.
Rinto berharap masalah puskesmas di Tanjungpinang tolak pasien ini mendapat perhatian dari para pengambil kebijakan di daerah itu. Menurut dia, masalah administrasi seharusnya bisa dikesampingkan dan lebih mengutamakan kesehatan warga mengingat keluhan penyakit yang dialaminya hampir mirip dengan gejala Covid-19 yang saat ini tengah melanda dunia.
Hingga berita ini diturunkan, belum diperoleh keterangan dari pihak Puskesmas Batu 10 Tanjungpinang maupun pihak berwenang lainnya.
*****
Editor : YB Trisna