Home Hiburan Pulang ke Dongeng Masa Kecil Bersama Aladdin

Pulang ke Dongeng Masa Kecil Bersama Aladdin

555
Aladdin
DPRD Batam

Imajinasi masa kecil kembali dihidupkan oleh Walt Disney dalam film Aladdin. Film karya Guy Ritchie yang merekonstruksi dongeng dari negeri 1001 malam ini benar-benar “membawa penonton dewasa pulang ke masa lalu”.

Aladdin karya Guy Ritchie merupakan versi live action dari animasi Aladdin tahun 1992 yang monumental. Pada masa itu, Aladdin sukses menggabungkan unsur kualitas dan komersial.

artikel perempuan

“Ia meraih dua Oscar dan meraup laba kotor US$ 504 juta atau sekitar Rp7 triliun.”

Mungkin, hampir semua orang sudah mengetahui jalan cerita Aladdin, lengkap dengan hewan monyet-nya yang bernama Abu. Dongeng ini pun sudah sangat akrab di benak kanak-kanak di Tanah Air.

Kisah tentang seorang pemuda yatim piatu bernama Aladdin (diperankan oleh Mena Massoud) yang tinggal di rumah tak terpakai, yang untuk bertahan hidup terpaksa harus mencuri barang-barang milik para pengunjung sebuah pasar di Tanah Arab.

Aladdin dan Yasmine. (Walt Disney)

Suatu hari, ia bertemu Yasmine (Naomi Scott), seorang putri Sultan (Navid Negahban) dari Kerajaan Agrabah yang sedang menyamar untuk membaur bersama rakyat. Di pasar itu, Yasmine menolong anak tidak mampu yang dituduh mencuri dagangan, dan Aladdin-lah yang kemudian membantu Yasmine keluar dari pasar.

Diceritakan, Kerajaan Agrabah kala itu sedang dalam bahaya besar lantaran ambisi Perdana Menteri Jafar (Marwan Kenzari) yang ingin naik tahta. Jafar lantas memperalat Aladdin agar mengambil lampu wasiat di sebuah gua, lampu yang berisi Jin/ Genie (Will Smith).

“Jin itu sanggup mengabulkan tiga permintaan, apapun permintaan tersebut.”

Film live-action Aladdin ini cukup berbeda dengan versi animasi. Di film ini, Guy Ritchie memolesnya dengan penyesuaian terhadap kondisi yang lebih masuk akal, tapi tetap mempertahankan keajaiban yang ada.

Selayaknya kisah untuk anak-anak, karakter dalam film ini juga sangat tegas, siapa yang jahat dan siapa yang baik. Wajar memang karena untuk menyampaikan pesan moral.

Film Aladdin didukung sinematografi Disney yang ‘cihuy’ dan sangat memanjakan mata. Musik pengiringnya, terutama Arabian Night dan A Whole New World yang legendaris itu juga sangat tepat.

Aladdin dan Yasmine dengan karpet terbang. (Walt Disney)

Beberapa adegan benar-benar berhasil memberi efek nostalgia, seperti adegan karpet terbang dimana Aladdin dan Yasmine menyanyikan lagu ikonis A Whole New World.

Film Aladdin sudah tayang di jaringan bioskop Tanah Air sejak Rabu (22/5/19). Pada hari pertama penayangan, film ini berhasil menggandakan layar di sejumlah bioskop.

Dengan biaya produksi US$ 183 juta atau sekitar Rp2,5 triliun, Aladdin diprediksi bisa melampaui pencapaian pendahulunya. Aladdin bisa menjadi tontonan yang menghibur serta membawa nostalgia dengan cara menyenangkan.

Film ini sangat direkomendasikan untuk dinikmati di bioskop bersama keluarga dan anak-anak.

Berhasil menjawab keraguan

Poster film Aladdin. (Walt Disney)

Pada awalnya, film Aladdin sempat mendapat kritik negatif lantaran teaser dan trailer yang kurang menarik. Tapi versi live action Aladdin ini ternyata mampu menjawab keraguan publik.

Rahasianya bisa saja terletak pada banyak aspek, tapi yang utama adalah keberhasilan menggarap tata artistik. Visualisasi kerajaan dan permukiman penduduk Agrabah serta pasarnya sangat detail, yang membuat penonton seolah-olah hadir di dalam cerita.

Berikut sekilas informasi tentang sejumlah orang di balik film Aladdin:

Pemain: Will Smith, Mena Massoud, Naomi Scott, Marwan Kenzari, Navid Negahban
Produser: Jonathan Eirich, Dan Lin
Sutradara: Guy Ritchie
Penulis: John August, Guy Ritchie
Produksi: Walt Disney Studios
Durasi: 2 jam, 8 menit

*****

Dapatkan update berita pilihan setiap hari bergabung di Grup Telegram "KATA BARAKATA", caranya klik link https://t.me/SAHABATKATA kemudian join.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar Anda!
Silakan masukkan nama Anda di sin
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!