Beranda Kepulauan Riau Batam

Proyek Rempang Eco City, Apa Untungnya?

113
0
Rempang Eco City
Pulau Rempang, Batam
DPRD Batam

Barakata.id, Batam – Pemerintah pusat memasukkan kawasan Pulau Rempang, Kota Batam ke dalam program strategis nasional 2023. Pulau itu bakal disulap menjadi menjadi kawasan industri dengan tajuk Rempang Eco City.

Pemerintah yakin, proyek nasional itu bakal menjadi mesin ekonomi baru, bukan hanya bagi daerah tapi juga buat negara Indonesia. Ada investasi dengan nilai mencapai Rp381 triliun yang digadang-gadang bakal masuk ke kawasan tersebut.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Meski demikian, rencana tak berjalan mulus. Penolakan datang dari sejumlah pihak, terutama dari penduduk tempatan. Masyarakat yang sudah turun-temurun menghuni pulau tersebut tak rela jjika harus direlokasi ke tempat yang baru.

Mereka menolak untuk dipindah, walau dijanjikan rumah baru lengkap dengan fasilitas umumnya. Aksi unjuk rasa yang berujung bentrok dengan aparat pemerintah pun sudah berkali-kali terjadi. Tapi pemerintah jalan terus.

BACA JUGA : Pulau Rempang Jadi Kawasan Industri, Menteri Bahlil Yakin Masyarakat Sejahtera

Presiden Joko Widodo sudah beberapa kali mengirim menteri untuk mengurus masalah ini, mulai dari Menteri Investasi, Menteri Dalam Negeri maupun “pembantu presiden” lainnya. Semua demi mewujudkan Rempang Eco City.

Badan Pengusahaan (BP) Batam selaku perpanjangan tangan pusat di Batam pun mengemban tugas yang ringan. Mengajak warga tempatan agar mau direlokasi agar investasi bisa segera terealisasi.

Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Bahlil Lahadalia saat datang ke Rempang dan menemui sejumlah tokoh masyarakat, Selasa (19/9/23) juga mencoba meyakinkan warga bahwa program nasional ini memberi dampak prositif bagi banyak orang, terkhusus lagi pada kesejahteraan masyarakat.

Bahlil pun menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menjaga hak rakyat, hak kultural, serta hak kesulungan warga yang sudah bermukim secara turun-temurun di Rempang. Ia memastikan, proyek investasi Rempang Eco City akan tetap berjalan, apapun ceritanya.

Tower ikon Rempang yang bakal dibangun. (sumber: BP Batam)

Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol Ariastuty Sirait menambahkan, jika investasi di kawasan Rempang jadi, akan ada banyak dampak positif yang diterima masyarakat, kawasan Barelang (Batam Rempang Galang) hingga Indonesia pada skala yang lebih besar.

Apa saja keuntungan Rempang Eco City? Menurut pemerintah, inilah deretan untung yang bisa didapat negara maupun warga di daerah:

UMKM Terangkat

Dengan nilai investasi yang ditaksir mencapai Rp381 Triliun, Rempang Eco City diyakini dapat memberikan eskalasi bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan warga Rempang-Galang.

Bahkan saat masa pembangunan sekalipun, diperkirakan ekonomi masyarakat dapat ikut terangkat dengan kegiatan ekonomi mikro kecil dan menengah. Pertumbuhan realisasi investasi akan diimbangi dengan keterlibatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

BACA JUGA : Lima Tuntutan Warga Rempang kepada BP Batam

Kemitraan strategis antara perusahaan besar dengan UMKM akan terus dikembangkan. Sehingga, Investasi yang masuk ke daerah akan memberikan dampak positif bagi perkembangan pembangunan dan ekonomi rakyat.

“UMKM akan sangat hidup. Semua proses ini akan melibatkan UMKM. Contoh simple adalah usaha bahan pokok dan makanan, yang akan menyediakan adalah tentu masyarakat di sana yang bisa ambil peran. Pekerja tak perlu jauh ke Batam. UMKM bisa masuk dalam rantai pasok global agar meningkatkan peluang UMKM kita bisa naik kelas,” kata Ariastuty.

Karena itu, ia mengingatkan agar publik juga dapat mencermati apabila proyek strategis nasional ini terhambat, bisa pula menimbulkan performa tidak baik atau dampak negatif.

Investasi

“Investasi ini sangat besar. Kita sedang berkompetisi (dengan negara tetangga) untuk mendapatkan investasi Rp174 triliun untuk Xinyi dan Rp381 triliun untuk PT MEG. Sedangkan rata-rata total investasi di Batam saja per tahun adalah sebesar Rp13,63 triliun,” ujar Ariastuty.

Menurut dia, kehadiran Xinyi di Rempang, dapat menarik investasi lainnya, sehingga tercipta ekosistem usaha yang berdampak bagi kawasan (multiplier effect).

“Pengembangan yang dilakukan akan terus mengedepankan kearifan lokal. Sehingga bukan hanya daerahnya yang akan maju, melainkan masyarakat akan terangkat pula. Kita tentu tidak berharap sebaliknya, bahwa Tidak terciptanya ekosistem investasi di Kawasan yang berpotensi, menyebabkan stagnasi ekonomi wilayah tersebut,” kata perempuan yang akrab disapa Tuty itu.

BACA JUGA : Rudi: Hasil Sewa Lahan Rempang Utuh Dipulangkan ke Masyarakat Lewat Infrastruktur

Tuty pun berpesan bahwa investasi ini telah menjadi perhatian khalayak luas.

“Sejumlah penolakan yang terjadi, dapat membuat citra Batam (Indonesia) buruk dalam dunia investasi dan menurunkan tingkat kepercayaan investor terhadap Batam dan nama Indonesia secara lebih luas,” ujarnya.

Tenaga Kerja

“Kemudian, yang tak kalah penting adalah terbukanya lapangan kerja seluas-luasnya untuk masyarakat Rempang. Dengan adanya bonus demografi hingga 2040, maka pemerintah wajib menyediakan lapangan kerja seluasnya bagi generasi usia kerja yang berjumlah 70% dari populasi,” kata Tuty.

Contoh rumah untuk warga Rempang yang direlokasi dari area proyek Rempang Eco City. (sumber: BP Batam)

Ia menegaskan, Rempang Eco City memberikan kesempatan anak penduduk tempatan, memperoleh haknya untuk mendapapatkan Pendidikan yang terpadu dan sukses di daerah sendiri.

“Bila investasi ini hilang, maka belum tentu ada kesempatan yang sama bagi anak muda Rempang untuk mendapat Pendidikan Vokasi Industri, kemudahan beasiswa hingga menjadi tenaga kerja yang skillfull meraih kesempatan berkarier di daerah mereka sendiri. Mereka tak perlu pergi keluar wilayah untuk mencari pekerjaan,” kata dia.

Infrastruktur, Sosial Ekonomi dan Kesehatan

Dari sisi Infrastruktur, lanjut Tuty, Rempang akan tertata rapi dan menjadi wilayah yang maju. Pemerataan pembangunan di Rempang mengalami eskalasi serta peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan warga.

BACA JUGA : Tempat Tinggal Sementara untuk Warga Rempang Sudah Siap Huni

Pembangunan dermaga akan memudahkan masyarakat nelayan untuk berlayar dan beraktivitas maritim. Taraf Kehidupan sosial di Rempang akan bertumbuh dan merata.

Pengembangan Kawasan Rempang Eco-City juga akan meningkatkan Kesehatan ekologis dan sosial jangka Panjang.

“Kawasan parisawata juga akan dikembangkan lebih optimal, sehingga wilayah ini tidak akan mengalami ketertinggalan. Maju namun tidak meninggalkan kearifan lokal yang telah ada,” katanya.

Legalitas Hunian

Terakhir, dengan program dari pemerintah ini, akan tercipta legalitas atas hunian penduduk di Kawasan Rempang dan Galang. Penataan pemukiman penduduk tempatan akan terinteregasi dengan fasilitas dan infrastruktur yang baik.

“PSN Rempang Eco City ini memberikan kepastian atas legalitas hunian penduduk, sebagaimana yang diharapkan selama ini. Bapak Menteri ATR bahkan sudah sampaikan bahwa ATR/BPN akan mengawal ini, sehingga masyarakat akan mendapat legalitas di hunian yang kami siapkan,” pungkas Tuty. (DN)