Barakata.id, Papua – Pesawat milik TNI Angkatan Udara (AU) ditembak diduga oleh kelompok bersenjata saat melintas di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (23/3/20). Pesawat yang ditembak itu jenis CASA CN A-2909.
Komandan Lanud Silas Papare Sentani, Marsekal Pertama Tri Bowo mengatakan, senjata api yang digunakan untuk menembak diduga jenis M-16, dengan peluru kaliber 5,56 mm.
Baca Juga :
Veronica Koman, Tersangka Rusuh Papua Kini Diburu Interpol
Perkiraan itu setelah pihaknya meneliti lubang bekas tembakan yang terdapat di dinding pesawat. Infonya, ada Lima lubang di pesawat tersebut.
Meski demikian, Tri Bowo memastikan, penembakan oleh orang tak dikenal itu tidak menimbulkan kerusakan parah.
“Untuk memastikan masih perlu dilakukan penyelidikan,” kata Tri Bowo, dilansir dari Antara, Selasa (24/3/20).
Tri Bowo mengatakan, pihaknya akan menyelidiki insiden penembakan tersebut, apakah ada kaitan dengan peristiwa jatuhnya Helikopter MI-17 pada Juni 2019 silam.
“Apakah senjata api yang digunakan berasal dari Helikopter MI 17 yang jatuh dalam penerbangan Oksibil-Sentani, pada Juni tahun lalu,” katanya.
Baca Juga :
Kantor DPRD Papua Barat Dibakar, Manokwari Mencekam
Helikopter MI 17 yang jatuh di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang membawa 12 kru dan penumpang dengan 11 pucuk senjata api berbagai jenis.
Saat evakuasi jenazah, pertengahan Februari, 11 pucuk senjata api tidak ditemukan di lokasi dekat puing helikopter dan diduga sudah diambil masyarakat.
Baca Juga :
Muak Dibuai Janji, Anggota Separatis Papua Kembali ke NKRI
Kapendam XVII Cenderawasih Kol CPL Eko Daryanto mengatakan, penembakan dilakukan saat pesawat sedang terbang di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang.
Pesawat Casa CN A-2909 diduga ditembak saat hendak mendarat di bandara Oksibil, ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang. Pesawat ini mengangkut sejumlah bahan makanan pesanan pemerintah daerah setempat.
Ia mengaku, pihaknya belum bisa memastikan apakah senjata api yang digunakan berasal dari reruntuhan helikopter MI 17 atau tidak.
“Masih butuh penyelidikan intensif untuk memastikannya,” kata Kol CPL Eko.
*****
Sumber : Antara