

Iran – Pesawat nirawak atau drone mata-mata RQ-4 Global Haw milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) ditembak jatuh oleh rudal Iran di atas Selat Hormuz, Kamis (20/6/19). Pesawat itu dibuat dengan biaya sekitar USD130 juta atau lebih dari Rp1,8 triliun.
Pentagon mengonfirmasi bahwa drone itu ditembak jatuh oleh rudal surface-to-air Iran saat erbang 17 mil dari perbatasan Iran di wilayah udara internasional.
“Ini adalah serangan tidak beralasan terhadap aset pengawasan AS di wilayah udara internasional,” kata juru bicara Komando Pusat AS, Kapten Bill Urban.
Baca Juga : Apakah Iran Bakal Perang dengan AS?
Mengutip situs web perusahaan pengembangnya, Northrop Grumman Corp., biaya termasuk harga dan ongkos operasional drone canggih militer Amerika itu senilai sekitar Rp1,8 triliun. Biaya drone nirawak tidak mencakup penelitian dan pengembangan.
RQ-4 Global Hawk mampu terbang selama lebih dari 30 jam dan dirancang untuk mengumpulkan data intelijen nyaris real-time menggunakan citra resolusi tinggi.
Fox News dalam laporannya, Jumat (21/6/19) menyebutkan, pesawat nirawak itu menjalankan misi untuk mendukung operasi militer di Irak, Afghanistan, Afrika Utara, dan wilayah Asia-Pasifik yang lebih luas. Pesawat tipe ini sudah mengumpulkan data intelijen dalam misi lebih dari 250.000 jam terbang.
Menurut pernyataan Angkatan Udara, RQ-4 Global Hawk merupakan salah satu kendaraan udara nirawak paling canggih yang dimiliki militer AS. Pesawat ini memiliki lebar sayap 130,9 kaki dan panjang 47,6 kaki.
RQ-4 Global Hawk dapat terbang pada ketinggian maksimum 65.000 kaki.
Baca Juga : 7 Pesawat Tempur Perancis Mendarat Darurat di Aceh
Ditembaknya pesawat nirawak milik AS itu oleh rudal Iran mendapat kecaman dari Presiden AS, Donald Trump. Ia menyebut insiden itu sebagai “langkah yang sangat bodoh.”
“Saya pikir mungkin Iran melakukan kesalahan. Saya membayangkan itu adalah seorang jenderal atau seseorang yang membuat kesalahan dalam menembak yang drone,” ujar Trump saat pertemuan dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di Oval Office, Kamis (20/6/19).
Insiden ini meningkatkan ketegangan antara kedua negara. Pemerintahan Trump telah mengumumkan pengerahan 1.000 tentara tambahan ke Timur Tengah.
Sementara Iran mengumumkan akan memperkaya uranium melebihi level dari apa yang seharusnya dilarang di bawah kesepakatan nuklir Iran 2015.
*****