Penderita Obesitas Rentan Covid-19, Hindari Gula dan Tepung

Obesitas Rentan Covid-19
Dr. Gaga Irawan Nugraha, Sp.GK, MGizi dalam talkshow bertema "Obesitas dan Risiko Covid-19" di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas Covid-19) Graha BNPB Jakarta, Selasa (29/9/10) sore. (F: Dok. Satgas Covid-19)
DPRD Batam

Barakata.id, Batam – Penderita obesitas atau kelebihan berat badan lebih rentan terpapar Covid-19. Karena itu, orang dengan obesitas harus mengubah pola hidupnya dengan gaya hidup sehat.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Jawa Barat Dr. Gaga Irawan Nugraha, Sp.GK, MGizi mengatakan, saat awal-awal Covid-19 meningkat, mereka yang mengalami obesitas menjadi salah satu faktor risiko yang terkena virus corona.

artikel perempuan

Ia mengatakan, setelah Covid-19 di Amerika Serikat pada bulan April 2020 melaporkan lebih dari 42 persen kasus kematian di Kota New York ternyata mereka yang mengalami obesitas.

“Kasus obesitas ini nomor dua setelah hipertensi,” katanya dalam talkshow bertema “Obesitas dan Risiko Covid-19” di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas Covid-19) Graha BNPB Jakarta, Selasa (29/9/10) sore.

Mengapa penderita obesitas rentan Covid-19?

Menurut Dr Gaga, obesitas itu memiliki lemak lebih besar pada permukaan sehingga reseptor menempel virus lebih luas. Dengan kondisi tersebut mereka yang mengalami obesitas lebih mudah kena Covid-19.

“Lemak tubuh mereka yang mengalami obesitas itu tersebar di mana-mana, jantung banyak lemak, juga perut. Sehingga ketika terinfeksi Covid-19 sulit bernafas akibatnya paru-paru lebih kecil karena jantung tertimbun lemak,” ujarnya.

Bagaimana cara menghindari serangan corona?

Dr Gaga mengatakan, untuk menghindari terpapar Covid-19 mereka yang mengalami obesitas harus mengubah gaya hidup dan pola makan sehat. Hindari gula dalam bentuk makanan, permen, cokelat, kecuali pada bumbu masakan.

Makanan manis pun perlu dihindari. Selain itu makanan terbuat dari tepung terigu, kanji, atau tepung beras pun sebaiknya dihindari.

“Semua camilan sekarang terbuat dari tepung terigu. Itulah yang paling meningkatkan gula darah dan memudahkan obesitas,” kata dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung itu.

Cara diet sehat bagi obesitas, lanjut Dr Gaga, adalah dengan menjaga pola makan teratur tiga kali sehari. Dengan makan teratur tiga kali kebutuhan nutrisi utamanya terjaga, lebih dari 80 persen zat gizi yang diperlukan tubuh sudah terpenuhi.

Dengan demikian terhindar mengkonsumsi camilan.

“Stop semua camilan yang mengandung gula dan tepung. Makan buah-buahan yang berair banyak,” ujarnya.

Baca Juga :

Wakil Ketua Bidang Apoteker Advance dan Spesialis PP Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Prof. Dr. Kerry Lestari Dandan, Apt, M.Si juga menggarisbawahi pentingnya orang dengan obesitas berhenti ngemil dan asupan karbohidrat.

Ia mengatakan, kebijakan bekerja dari rumah terkadang lupa waktu di depan gadget. Sampai lupa olahraga dan banyak makan camilan.

Hal itu bisa membuat berat badan bertambah karena akses makanan lebih dekat dan kurang aktivitas olahraga.

Ia menyarankan bagi mereka yang mengalami obesitas untuk mengkonsumsi ramuan herbal sebagai pengganti camilan yang jauh lebih bermanfaat dibanding karbohidrat dan makanan olahan dari tepung.

Seperti teh hijau yang punya kandungan anti oksidan tinggi sehingga bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan mengendalikan obesitas. Atau stevia yang bisa mencegah peningkatan berat badan.

“Minum stevia rutin di pagi hari itu bagus dan berasa ada lemak di saluran pembuangan kita,” kata Prof. Kerry yang aktif mempromosikan kekayaan herbal yang dimiliki Indonesia dan membantu para petani dan para pengusaha kecil dan menengah tersebut.

*****

Editor : YB Trisna

Dapatkan update berita pilihan setiap hari bergabung di Grup Telegram "KATA BARAKATA", caranya klik link https://t.me/SAHABATKATA kemudian join.