Beranda Kepulauan Riau

Pemisahan Level Asesmen, Angin Segar bagi Travel Bubble di Kepri

55
0
Travel Bubble di Kepri
Banyan Tree Bintan, salah satu tujuan wisata di Bintan. Selama 2 minggu ke depan pemerintah akan memantau perkembangan Covid-19 di Kepri, jika membaik maka travel bubble di lokasi yang jadi pilot project yaitu Bintan dan Batam akan segera direalisasikan. (F: Bintan-resort.com)
DPRD Batam

Barakata.id, Kepulauan Riau – Selama dua minggu ke depan, jika perkembangan kasus Covid-19 varian omicron di Kepri membaik, besar kemungkinan penerapan travel bubble di Kepri dapat direalisasikan.

Dalam Video Conference Rakortas Penanganan Covid-19 yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartanto, Sabtu (8/1/22), Menko Maritim dan Investasi (Marvest) Luhut Binsar Panjaitan menekankan adanya pemisahan level asesmen untuk daerah pintu masuk bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

“Jika tidak, akan mengakibatkan levelling yang tidak fair. Karena varian omicron yang ada di Indonesia 96 persennya berasal dari PPLN,” ujarnya, dikutip dari kepriprov.go.id.

Baca Juga:

Derah pintu masuk bagi PPLN ini yaitu DKI Jakarta, Kepri dan Kalimantan Barat. Selanjutnya Jawa Timur juga akan mendapat kebijakan serupa.

Pemisahan level asesmen ini menjadi angin segar bagi penerapan travel bubble di sejumlah wilayah yang telah direncanakan sebelumnya, salah satunya Kepri. Sebab, seperti yang dikeluhkan Gubernur Kepri Ansar Ahmad beberapa waktu lalu saat kasus omicron di Kepri tinggi adalah, tidak adanya pemisahan data terkonfirmasi positif Covid-19 varian omicron antara warga asli Kepri dengan PPLN yang melalui wilayah Kepri.

Namun demikian, Luhut meminta kehati-hatian pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dalam dua minggu ke depan sebelum melakukan beberapa keputusan.

“Dalam dua minggu ke depan amati dulu sebelum membuat keputusan” ujar Luhut.

Video confrence tersebut membahas rencana penerapan Vaccinated Travel Lane (VTL) atau reaktivasi Travel Corridor Arrangement (TCA) Indonesia – Singapura. Dalam rapat tersebut diputuskan penerapan rencana itu akan dilakukan setelah melihat perkembangan kasus Covid-19 varian omicron selama dua minggu ke depan.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan, pada dasarnya pihaknya sepakat dengan keputusan itu. Namun ia berharap rencana-rencana yang dipersiapkan sejak lama itu dapat segera direalisasikan.

Ia mengungkapkan kondisi pariwisata di Kepri sangat memprihatinkan. Pemerintah Provinsi (Pemrov) Kepri pun telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan para pengusaha pengeloal pariwisata.

“Khususnya wisata leisure yang sampai saat ini tidak ada sama sekali wisatawan mancanegara yang masuk ke Kepri” ujarnya.

Ansar menyebut angka pengangguran di Kepri sudah di atas 9,9 persen. Sektor pariwisata menjadi penyumbang terbesar angka ini. Sedangkan sektor lain sudah mulai membaik.

“Untuk itu setelah 2 minggu ke depan kita mengevaluasi perkembangan omicron, barangkali kita sudah dapat memulai bentuk travel bubble di kawasan-kawasan khusus yang memang sudah kita sepakati sebagai pilot project seperti Bintan Resort dan Nongsa Sensation dengan isolated area” kata Ansar.

Berdasarkan evaluasi Pemrov Kepri dengan pihak Singapura, kedua kawasan tersebut sudah sangat siap dari sisi sertifikasi CHSE, penerapan bluepass dan juga fasilitas PCR lainnya.

Baca Juga:

“Kita juga mewajibkan mereka menyediakan mesin Tes Cepat Molekuler (TCM) agar semua dapat terdeteksi dengan cepat (hasil PCRnya). Jadi kalau dalam dua minggu ini sudah membaik mungkin kita dapat mulai dari dua kawasan ini,” kata dia.

Pada kesempatan itu, Ansar juga mengajukan diskresi jika penerapan travel bubble itu direalisasikan dalam bentuk diskresi kekarantinaan.

“Karena length of stay wisatawan Singapura ke Kepri itu rata-rata 3 hari, maka barangkali karantina yang dapat kita terapkan adalah karantina kawasan dengan jangka waktu 3 hari. Karena kawasan tersebut pintu masuk dan keluarnya benar-benar dapat dikontrol” ujarnya. (asrul)