



Barakata.id, Batam – Perkembangan sektor properti di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) terus membaik sepanjang tahun 2019. Hal itu tak lepas dari tingginya permintaan dari negara luar.
Manager Research & Consultancy Coldwell Banker Commercial, Angra Angreni mengatakan, posisi Batam yang berdekatan dengan sejumlah negara seperti Singapura dan Malaysia berdampak besar terhadap penjualan. Itu terbukti dari profil permintaan properti di Batam.
Baca Juga :
Pemerintah Mau Pakai Uang BPJS Rp100 Triliun untuk Rumah Pekerja, Setuju?
Ia mengatakan,sebagian besar permintaan properti di Kota Batam, sekitar 50 persen berasal dari negara Singapura.
“Jadi, wajar saja kalau Batam begitu berkembang saat ini. Properti di Batam lebih banyak dilirik investor asing ketimbang lokal karena lokasinya yang berdekatan dengan Singapura,” katanya dilansir dari Bisnis, Sabtu (28/12/19).
Angra mengatakan, sektor industri dan pariwisata di Batam yang terus berkembang tidak hanya mendorong para pengembang untuk membangun hunian.
Para pengembang juga terasa semakin agresif untuk menambah portofolio proyek-proyek properti mereka seperti membangun kawasan industri baru, apartemen, hotel, dan mal.
Meski makin banyak pengembang yang memiliki proyek di Batam, lanjut Angra, sejauh ini persaingan di antara para pelaku bisnis (properti) itu masih terbilang sehat. Pasalnya, para pengembang biasanya memiliki segmentasi pasar yang berbeda-beda.
Baca Juga :
90 Persen Miliarder Dunia Kaya karena Investasi Proeperti
Menurut Angra, terkait dengan pergerakan harga properti, sepanjang tahun 2019 juga belum ada kenaikan yang signifikan. Menurutnya, hal itu disebabkan kondisi pasar yang masih belum pulih dan kondisi ekonomi global yang belum stabil.
“Jadi harganya relatif stabil, belum ada kenaikan harga yang signifikan,” kata dia.
*****