

Barakata.id, Tanjungpinang – Para pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Kota Tanjungpinang mengaku kepayahan memasarkan produknya. Akibatnya, industri UKM di Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) itu sulit untuk berkembang.
Sapril Sembiring, Ketua Forum Pengembangan Ekonomi Lokal Kota Tanjungpinang mengatakan, saat ini UKM rumahan yang terbanyak berupa industri makanan ringan, berbagai jenis kuliner, dan kerajinan tangan.
Ia mengatakan, industri rumahan di Tanjungpinang khususnya yang memproduksi berbagai jenis kuliner seperti kue-kue tradisional, banyak yang tutup usahanya. Namun, tak lama kemudian mereka akan muncul lagi dengan produk yang baru.
“Artinya, warga Tanjungpinang ini cukup kreatif dalam memproduksi berbagai jenis makanan. Setiap ada jenis makanan yang baru selalu laris manis,” katanya dalam pertemuan bersama Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Barenlitbang) Tanjungpinang di ruang pertemuan Kantor Wali Kota Tanjungpinang, Kamis (5/9/19).
Baca Juga : Kampung Pelangi Tanjungpinang, Pesona Warna Berbalut Sejarah
“Tapi itu hanya mampu bertahan sekitar tiga bulan. Setelah itu permintaannya langsung sepi. Akibatnya pengusahanya memilih menutup usaha lamanya dan beralih ke jenis usaha yang baru lagi,” sambungnya.
Pertemuan yang diikuti para ketua berbagai organisasi UKM di Tanjungpinang itu, membahas tentang kendala dan strategi mengembangkan UKM untuk mendukung perekonomian masyarakat.
Dalam pertemuan itu terungkap, banyak industri rumahan yang berkualitas baik namun karena belum menemukan teknik pemasaran yang tepat hingga kondisinya masih sulit untuk berkembang.
Para pelaku UKM meminta Pemerintah Kota Tanjungpinang agar menyiapkan lapak khusus bagi industri rumahan atau bazar yang menampung produk-produk UKM. Lapak atau bazar itu diharapkan berada di lokasi yang gampang dijangkau masyarakat, dan nyaman untuk dijadikan tempat berusaha.
“Kami berharap juga ada bazaar atau pameran berkala khusus untuk pelaku UKM di Tanjungpinang. Dengan demikian, produk-produk UKM kita bisa lebih dikenal masyarakat luas. Kalau ditata dengan baik, lokasi bazar UKM bisa saja menjadi lokasi wisata khusus,” kata Sapril.
Kabid Ekonomi Barenlitbang Kota Tanjungpinang, Salman Alfarizi Sora mengatakan, pertemuan itu digelar untuk mencari tahu masalah taua kendala yang dihadapi pelaku UKM. Selanjutnya, bersama-sama mencari jalan keluar terbaik.
Pemerintah, lanjutnya, akan selalu mendukung upaya-upaya pengembangan industri rumahan karena bersinggungan langsung dengan masyarakat akar rumput.
Salman mengatakan, Pemko Tanjungpinang akan menyampakan solusi pengembangan UKM melalui program prioritas yang disebar ke setiap organisasi perangkat daerah (OP). Ia mengimbau para pelaku UKM di kota itu agar tak mudah menyerah.
Promosi ataupun pemasaran produk-produk UKM bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya melalui media sosial.
Menurut dia, pesatnya kemajuan teknologi dan mudahnya akses internet menjadi peluang bagi pelaku UKM untuk mengembangkan usahanya.
“Digitalisasi industri rumahan saat ini menjadi tren. Media sosial bisa menjadi sarana promosi yang bagus bagi UKM. Ini juga mendukung program Tanjungpinang Smart City,” kata Salman.
Di ujung pertemuan, para pedagang dan pelaku industri rumahan meminta Pemko Tanjungpinang membuat UKM Shelter di setiap kecamatan di Tanjungpinang. Dengan demikian, diharapkan produk UKM Tanjungpinang semakin luas pasarnya.
Baca Juga : 3 Bisnis yang Makin Cuan di Era Transaksi Digital
Selain dari Barenlitbang, pertemuan itu dihadiri perwakilan dari berbagai instansi Pemko Tanjungpinang. Di antaranya, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan.
Sementara dari organisasi UKM terlihat perwakilan dari HIPMI, IWAPI, IPEMI, Asosiasi Kuliner Rumahan. Bahkan ada pula perwakilan dari GoJek. Keberadaan aplikasi ojek online dianggap cukup membantu pemasaran industri rumahan, khususnya yang berkaitan dengan kuliner.
*****