
Barakata.id, Batam – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim menggagas konsep “pernikahan massal” agar lulusan pendidikan vokasi bisa mudah mendapat kerja. Ia menegaskan, poin pertama dalam pernikahan masal ini adalah perumusan kurikulum.
Dalam konsep “pernikahan massal” ini, Nadiem mendorong penyelenggara pendidikan vokasi baik SMK maupun politeknik, menyiapkan para peserta didik agar langsung diserap oleh industri.
“Namanya pernikahan massal. Kita menggunakan analogi ini karena menurut kami ini yang bisa menjadi tema yang mendorong sekolah vokasi, baik politeknik maupun SMK untuk ramai-ramai mencari jodoh di bidang industri,” kata Nadiem dalam Rapat Kerja virtual bersama Komisi X DPR RI, Kamis (2/7/20).
Baca Juga :
5 Pekerjaan Paling Hot Menurut Nadiem Makarim
Ia berharap sekolah dan perguruan tinggi vokasi bisa memutakhirkan kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan industri. Selain itu, Nadiem juga mendorong penyelenggaraan pendidikan vokasi untuk menjalin kerja sama perekrutan dengan pelaku industri.
Dengan begitu, lulusan mereka langsung bisa terserap ke dunia kerja.
“Kalau ‘pernikahannya’ itu tidak menghasilkan kontrak kerja sama atau kontrak rekrutmen, itu artinya belum sah lah pernikahannya. Itu yang kita push kepada sekolah-sekolah kita,” kata mantan bos Gojek tersebut seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Jumat (3/7/20).
Sejak dilantik menjadi Mendikbud pada 23 Oktober 2019, Nadiem dikenal dengan ide-ide yang menyita perhatian publik. Ia pernah menggagas penghapusan ujian nasional (UN) dan menggantinya dengan model assessment.
Nadiem juga mengusung kebijakan Kampus Merdeka. Salah satu poin kebijakan itu adalah memperbolehkan mahasiswa mengganti sistem kredit semester (SKS) dengan pembelajaran di luar kampus, seperti magang ataupun kewirausahaan.
Pembelajaran jarak jauh
Dalam rapat dengar pendapat itu, Nadiem juga mengatakan bahwa Badan Penelitian dan Perkembangan Kemendikbud saat ini sedang merumuskan kurikulum mata pelajaran jarak jauh. Rumusan itu mempertimbangkan penyederhanaan belajar namun tetap fokus pada aspek literasi, numerasi dan pendidika berkarakter.
“Kami sedang merancang kurikulum, asesmen dalam konteks PJJ. Saya akan beri kisi-kisi, arahan, soal penyederhanaan kurikulum pembelajaran sehingga PJJ bisa lebih efektif,” katanya.
Menurut Nadiem penyederhanaan dan fokus terhadap ketiga hal itu sangat penting. Tentunya dengan tidak mewajibkan adanya ketuntasan kompetensi inti maupun kompetensi dasar,” ujarnya.
Baca Juga :
Pemerintah Putuskan Ujian Nasional 2020 Ditiadakan
Bahkan, metode pembelajaran jarak jauh ini kemungkinan akan dipermanenkan. Menurut Nadiem, pemanfaatan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar akan menjadi hal yang mendasar.
“Pembelajaran jarak jauh, ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model. Adaptasi teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi,” kata dia seperti dilansir dari Kompas.com, Jumat (3/7/20).
Dia mengatakan, pemanfaatan teknologi ini akan memberikan kesempatan bagi sekolah melakukan berbagai macam modeling ketika menerapkan kegiatan belajar.
“Kesempatan kita untuk melakukan berbagai macam efisiensi dan teknologi dengan software dengan aplikasi,” ujar Nadiem.
*****