

Barakata.id, Batam – Museum Batam, Raja Ali Haji diperkenalkan kepada puluhan pemandu wisata dalam kegiatan pelatihan Pemandu Wisata Sejarah dan Warisan Budaya di Hotel Travelodge, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Selasa (6/10/20). Museum Raja Ali Haji merupakan destinasi wisata baru di kota yang bertetangga langsung dengan negara Singapura itu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata yang membuka pelatihan itu mengatakan, sebagai destinasi wisata baru, keberadaan Museum Raja Ali Haji memang membutuhkan banyak promosi. Dan pemandu wisata memiliki peran strategis untuk ‘memasarkan’ destinasi wisata yang ada di kota itu.
Museum Raja Ali Haji yang berlokasi di Dataran Engku Putri, Batam Center tersebut sudah terdaftar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama 475 museum lainnya di Indonesia.
“Kita sekarang sudah punya museum bernama Raja Ali Haji. Museum kita sejajar dengan kota-kota lain di Indonesia yang sudah lebih dulu punya,” kata Ardi kepada 40 orang peserta pelatihan.
Isi dari museum tersebut banyak menampilkan sejarah peradaban Batam, mulai dari Batam sejak masa Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal, Jepang hingga masa Kemerdekaan Indonesia.
Museum itu juga menyimpan catatan perjalanan Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Pertama, BJ Habibie, Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, Khasanah Melayu, dan infrastruktur atau kondisi Batam sekarang.
“Saat ini kita sedang mengisi konten museum. Rencananya, selain berwisata sejarah, wisatawan nantinya juga akan dihibur dengan suguhan atraksi budaya yang menarik,” kata Ardi.
Baca Juga :
- Yuk, Belajar Sejarah Riau Lingga di Museum Batam
- 43 Pokdarwis Batam Dilantik untuk Gairahkan Pariwisata
Menurut Ardi, Museum Raja Ali Haji ini termasuk universal. Karena itu, ia pun mendorong munculnya pihak-pihak yang akan membuat museum tematik di pulau yang bentuknya mirip dengan kalajengking itu.
“Teman-teman kita yang ingin membuat museum tematik akan kita aksestensi dan Kemendikbud mendorong adanya museum tematik di Kota Batam,” terangnya.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Sarana Objek Wisata Disbudpar, Sri Miranthy Adisthy menyampaikan, peserta pelatihan adalah merupakan anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Batam, Pemandu wisata sejarah Batam dan Mahasiswa. Pelatihan yang digelar selama 3 hari ini akan ditutup dengan melakukan praktik lapangan (outbound) pada Kamis mendatang.
“Selain diberikan bekal materi, seluruh peserta juga akan kita ajak ke destinasi wisata sejarah Museum Raja Ali Haji dan destinasi wisata berbasis masyarakat Wisata Mangrove Pandang Tak Jemu di Nongsa,” katanya.
*****
Editor : YB Trisna