
Batam – Serangan migrain atau lebih dikenal dengan sebutan sakit kepala sebagian, juga sering terjadi pada wanita yang sedang hamil. Sebenarnya, apa saja bahaya migrain pada wanita hamil?
Para peneliti di Universitas Aarhus, Denmark mengeluarkan hasil penelitian yang menyebutkan, wanita hamil yang mengalami migrain memiliki risiko keguguran yang lebih tinggi, melahirkan melalui operasi caesar, dan melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah.
Mengutip Indian Express, sebelum memperoleh hasil itu, para peneliti mempelajari 22 ribu wanita hamil yang mengalami migrain. Mereka lalu membandingkan para partisipan ini dengan para ibu hamil tanpa migrain.
Baca Juga : Panduan Aman Berpuasa Saat Hamil Muda
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Headache itu menunjukkan, risiko operasi caesar 15- 25 persen lebih tinggi pada wanita hamil dengan migrain dibanding mereka yang tidak migrain. Bayi yang lahir dari ibu dengan migrain, berisiko lebih tinggi memiliki berat lahir rendah, mengalami sindrom gangguan pernapasan, dan demam disertai kejang.
Para peneliti menyimpulkan, obat migrain mungkin mencegah beberapa komplikasi.
“Risiko komplikasi umumnya lebih rendah pada wanita hamil dengan migrain yang minum obat dibandingkan dengan migrain yang tidak dirawat,” kata Nils Skajaa dari Universitas Aarhus seperti dikutip Antara, Rabu (3/7/19)
“Ini juga menunjukkan obat migrain bukan penyebab komplikasi, melainkan migrain itu sendiri. Ini adalah pengetahuan penting bagi wanita hamil dengan migrain,” katanya.
Migrain relatif umum dan mempengaruhi wanita dua kali lebih banyak daripada pria. Penyebab sebenarnya masih belum diketahui, tetapi penelitian sebelumnya menunjukkan hal ini mungkin dipicu stres, kelelahan, atau perubahan hormon misalnya terjadi saat kehamilan.
Penyebab migrain pada wanita hamil
Migrain bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Dilansir dari boldsky.com, secara umum migrain pada ibu hamil bisa dipicu oleh empat hal berikut ini:
Fluktuasi hormon. Perubahan hormon estrogen pada tubuh yang kerap terjadi selama kehamilan, menstruasi, dan menopause seringkali memicu migrain. Neurotransmiter serotonin juga bisa jadi penyebab migrain.
Baca Juga : Cara-Cara Mengurangi Risiko Stroke
Saat kadar serotonin rendah, migrain bisa terjadi. Inilah alasan kenapa migran sering terjadi saat sedang stres atau saat emosi sedang buruk.
Fluktuasi tekanan darah. Naiknya tekanan darah bisa membuat saraf di otak bisa menyempitkan aliran darah. Selain itu pada ibu hamil, tekanan darah tinggi yang disertai migrain bisa jadi gejala pre eklamsia yang perlu diwaspadai.
Kejang otot. Otot-otot tubuh biasanya akan meregang seiring dengan pertumbuhan janin. Hal ini bisa menyebabkan kejang otot, yang berdampak tubuh akan mengeluarkan serotonin dan memicu terjadinya migrain.
Pola makan salah. Konsumsi cokelat, kafein, dan makanan olahan berlebih bisa memicu migrain pada wanita hamil. Bila kita sangat peka atau sensitif terhadap jenis makanan tertentu, maka besar kemungkinan kita akan mengalami migrain.
*****