

Barakata.id, Batam– Meriang usai divaksin AstraZaneca dialami beberapa warga Batam. Bahkan meriang itu sampai masuk dalam tahapan menggigil karena demam.
Reaksi itu diakui oleh Hendra, warga Akasia Garden, Sekupang, Batam yang merupakan insan perbankan. Usai divaksin pada Minggu (28/3/21) siang. Malamnya dia merasa demam dan baru reda pada Senin (29/3/21) pagi.
“Semalaman saya demam,” ujarnya, Senin (29/3/21).
Baca Juga:
- 3.977 Insan Perbankan di Batam Disuntik Vaksin Covid-19
- Selama 2 Hari, Giliran 500 Lansia di Batam Divaksin
Hal yang sama juga dirasakan Dicky, jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Indepenen (AJI). Dicky disuntik vaksin pada Senin (29/3/21). Malamnya dia ribut di grup WhatsApp AJI Batam terkait kondisinya yang menggigil karena demam.
Namun karena tak sampai parah dia menunda untuk mengunjangi Unit Gawat Darurat (UGD) dan memilih meredakan dengan paracetamol.
Ternyata kondisi itu tak hanya dialami Dicky, rekan-rekannya yang sama-sama divaksin di hari yang sama juga ada beberapa yang meriang, ada juga yang sakit kepala.
“Kepala nyut-nyutan,” kata Ahmad Romadi, jurnalis yang divaksin di hari yang sama dengan Dicky, Selasa (30/3/21).
Menyikai hal itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam Didi Kusmarjadi mengatakan meriang usai divaksin AstraZeneca merupakan hal yang lazim.
Menurut Didi, reaksi tubuh pasien yang tak diinginkan yang muncul setelah divaksin itu dikenal dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Menurut dia, hal itu biasanya tak membahayakan.
“Yang terbanyak adalah rasa tidak enak badan dan meriang yang merupakan gejala imunisasi pada umumnya, seperti bayi diimunisasi,” terangnya, Selasa (30/3/21).
Didi meminta masyarakat tak perlu khawatir. Lagipula vaksinasi dilakukan setelah kondisi calon penerima vaksin dinyatakan layak menerima vaksin.
Pemberian vaksin itu pun melewati empat alur meja, sesuai petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi yang dikeluarkan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Tahapan itu di antaranya pemeriksaan kesehatan dan mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid) calon penerima vaksin. Setelah itu baru ada rekomendasi apakah orang tersebut bisa divaksin atau tidak.
Didi memastikan vaksin AstraZaneva aman digunakan. Sejauh ini 6 ribu warga Batam telah disuntik vaksin tersebut dan tak mengalami efek samping yang serius.
“Vaksin ini sudah melewati tiga tahap sebelum dinyatakan aman dan efektivitas nya dinyatakan bagus,” kata Didi.
Didi mengatakan, penyuntikan AstraZeneca dihentikan di Manado Sulawesi Utara, karena mencuat kepanikan terkait KIPI. Didi menilai kepanikan terjadi karena masih minim pemahaman penerima vaksin terkait lazimnya KIPI.
“Dari tujuh provinsi yang mendapat jatah vaksin, hanya di sana yg melaporkan banyak KIPI,” kata dia.
Ketua Panitia Pelaksana Vaksinasi dari kelompok Badan Musyarawah Perbankan Daerah (BMPD) Kepri, Junaido Kholis mengatakan, pada prinsipnya setelah menerima vaksin aman-aman saja. Peserta vaksin yang dilaksanakan BMPD mengaku ada yang merasakan KIPI ada juga yang tidak.
Baca Juga:
“Yang merasakan biasanya pusing, demam dan meriang. Yang saya tau KIPI inikan wajar karena vaksinkan benda asing yang masuk ke tubuh, saya pribadi sehari hilang KIPI tersebut,” kata Kepala Cabang BNI Batam ini.
Menurut dia, salah satu kunci vaksinasi ini adalah jujur kepada petugas tentang kondisi tubuhnya.
“Jadi jangan tak berterus terang lalu merasakan KIPI kemudian menganggap vaksin tersebut berbahaya,” ujarnya.
***
Editor: Asrul R