Batam – Tim nasional sepakbola Indonesia baru saja mengalahkan Timnas Republik Vanuatu 6-0 dalam pertandingan uji coba di Stadion Gelora Bung Karno, Sabtu (15/6/19) sore. Sebelum laga itu digelar, mungkin banyak orang Indonesia yang tahu bahwa ada negara bernama Vanuatu.
Padahal, Vanuatu adalah negara yang sangat cantik. Meski luas wilayahnya hanya sekitar 12.000 kilometer persegi, tapi negara ini kerap disebut sebagai salah satu “surga” di muka bumi karena keelokan pemandangan yang ada di sana tak kalah dengan Maladewa yang sudah terkenal ke seantero dunia.
Mengutip Wikipedia, Republik Vanuatu adalah sebuah negara kepulauan di Samudra Pasifik bagian selatan. Vanuatu terletak di sebelah timur Australia, timur laut Kaledonia Baru, barat Fiji dan selatan Kepulauan Solomon.
Vanuatu dihuni oleh bangsa Melanesia seperti orang Papua. Saat ini, jumlah penduduk negara republik dengan ibu kota bernama Port Vila itu tercatat sekitar 286 ribu jiwa.
Sejumlah literatur menyebutkan, orang Eropa pertama yang mengunjungi pulau ini adalah Fernandes de Queiros dari Portugis beserta armadanya dari Spanyol pada tahun 1606.
Spanyol dan Portugal masih bersatu di bawah pimpinan raja Spanyol sejak tahun 1580 (Kerajaan Portugis didirikan kembali tahun 1640), sehingga Queiros mengklaim kepulauan ini untuk Spanyol sebagai bagian dari Hindia Timur Spanyol, kemudian memberinya nama La Austrialia del Espíritu Santo.
Baca Juga : Mengenal Sentinel, Suku yang Suka Memanah Orang Asing
Pada tahun 1880, kepulauan ini jatuh ke tangan Perancis dan Britania Raya. Lalu di tahun 1906, kedua negara tersebut setuju untuk membentuk pemerintahan bersama atau kondominium yang diberi nama Hebrides Baru.
Gerakan kemerdekaan mulai muncul tahun 1970, dan akhirnya Republik Vanuatu berdiri tahun 1980. Vanuatu kemudian menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, Persemakmuran Inggris, Francophonie, dan Forum Kepulauan Pasifik.
Vanuatu yang terdiri dari 83 pulau-pulau kecil. Meskipun medannya tidak begitu luas, tapi Vanuatu memiliki berbagai tujuan wisata yang sangat mengagumkan.
Keindahan yang terancam tenggelam
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres beberapa waktu belakangan ini ramai diperbincangkan usai dirinya berpose untuk sampul majalah Time yang bertajuk ‘Planet Kita yang Tenggelam’.
Dalam foto sampulnya, Gutteres yang mengenakan setelan jas terlihat basah karena masuk dalam air setinggi lutut di tepi pantai Tuvalu, salah satu negara di Kepulauan Pasifik yang terancam tenggelam akibat kerusakan alam yang menyebabkan naiknya volume air laut dunia.
Dalam catatan PBB, seperti dilansir dari CNN, Tuvalu hanya satu dari sembilan negara di Samudera Pasifik yang terancam tenggelam akibat memburuknya pemanasan global. Tuvalu sedang terancam musnah dari daratan bersama Kiribati, Samoa, Nauru, Kepulauan Solomon, Kepulauan Fiji, Kepulauan Marshall, Kepulauan Maldives (Maladewa), dan Vanuatu.
Menurut PBB, Vanuatu adalah negara kepulauan yang paling sering terkena bencana alam dari lini air dan udara. Dari penelitian diketahui bahwa air laut di sekitar kawasannya naik satu centimeter per tahunnya.
Dikhawatirkan lima dekade dari sekarang pulau ini akan tenggelam selamanya.
Destinasi wisata Vanuatu
Jika datang ke Vanuatu, kita bisa menyaksikan betapa luar biasanya karya Tuhan di Vanuatu. Masih berdasarkan catatan PBB, setiap tahunnya ada sekitar 67 ribu lebih turis asing yang datang ke negara beriklim tropis itu.
Tujuan para turis itu, rata-rata ingin berbulan madu atau berwisata alam. Destinasi wisata yang paling terkenal adalah Gunung Yasur, gunung berapi yang masih aktif hingga sekarang.
Baik pagi atau malam menjadi waktu yang tepat untuk memandangi gunung setinggi 361 meter di atas permukaan laut ini. Dari kawasan pemukiman bunyi perutnya kadang masih terdengar.
Gunung berapi aktif ini terletak di Pulau Tanna. Keindahan gunung ini pertama kali ditemukan Kapten James cook pada tahun 1774.
Banyak turis yang datang ke sini untuk melakukan pendakian. Tidak dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai puncaknya. Jika sudah sampai di puncak, kita bisa melihat panorama gunung berapi ini secara langsung.
Kegiatan menyelam juga tentu menjadi bonus bagi turis yang datang ke Vanuatu. Air terjun Mele Cascades merupakan destinasi yang paling sering dikunjungi karena kecantikannya.
Air terjun tak terlalu tinggi, dengan gemericik jernih kebiruan membuat siapapun ingin menceburkan diri di sini. Lokasi wisata ini sekitar 10 kilometer dari Port Vila.
Air terjun ini semakin unik dan cantik lantaran di sekitarnya terdapat berbagai rempah-rempah yang semakin mempercantik pemandangan.
Atau Anda ingin menikmati suasana pantai yang super nyaman? Datanglah ke Champagne Beach. Hamparan pasir putih dengan air biru yang tenang akan jadi hal pertama yang Anda lihat di pantai yang berlokasi di Pulau Espiritu Santo.
Champagne Beach menjadi salah satu pantai paling terkenal dan ingin dikunjungi orang-orang dari Australia.
Destinasi wisata lain adalah Gua Millenium. Gua setinggi 50 meter dan selebar 20 meter ini bisa ditelusuri atau dipanjati tebingnya. Dari puncaknya turis bisa menatap panorama hutan hujan yang segar.
Gua ini terletak di Pulau Espiritu Santo, pulau terbesar di Vanuatu. Meskipun akses ke gua ini cukup sulit, tapi Anda akan merasakan bagaimana rasanya berada di tengah-tengah hutan.
Anda bakal disuguhkan panorama matahari masuk dari bagian atas dinding gua. Sinar matahari yang bersinar di atas air dalam gua itu.
Baca Juga : 10 Destinasi Wisata Fantastis di Bintan
Gua lain yang tak kalah cantik adalah Gua Blue Cave. Berbeda dengan Gua Millenium, Blue Cave adalah gua dengan lubang kecil di dinding atap.
Di dalam gua ini terdapat air yang cukup dalam, air yang sangat jernih dan biru. Ketika cahaya yang masuk dari lubang di atap gua, seketika Anda akan melihat nuansa biru bersinar di dinding.
Jika ingin menikmati wisata bahari lainnya, bisa lanjut ke Blue Holes, yang menawarkan keunikan mata air jernih dari bebatuan karang yang membingkai sekitarnya. Sekilas pemandangannya mirip lukisan surga sebagaimana yang sering diimajinasikan kepada kita.
Ingin wisata kuliner? Kita bisa merasakan kemeriahan ibu kota Vanuatu di Port Villa yang terletak hanya 10 menit dari bandara internasionalnya. Di sini, Anda bisa menikmati sajian seafood gurih dan pesta sepanjang malam, atau bersantai di tepian pantai.
Tapi semua keunikan yang terdapat di negara yang memiliki “seribu bahasa” itu terancam tak bisa dinikmati lagi, jika dunia semakin panas dan air laut semakin tinggi.