Barakata.id- Sejak lama Batam digadang-gadang menjadi Green City. Pemerintah Kota Batam pun telah berupaya menggesa Batam menjadi kota Green City atau kota ramah lingkungan.
Pjs Wali Kota Batam Syamsul Bahrum mengatakan, Pemko Batam sudah punya perencanaan untuk itu. Misalnya menanam kembali pohon yang ditebang dalam proses pelebaran jalan.
Baca Juga:
Kementerian ESDM-Pemko Batam Bangun Jargas
“Setiap pelebaran jalan yang dilakukan Pemko Batam selalu mementingkan penghijauan. Bahkan setiap satu pohon ditebang, ditanam dua pohon,” ujarnya, Kamis (3/12/20).
Sejumlah taman hijau terbuka juga banyak tersebar di berbagai tempat di Batam. Selain yang sudah dilakukan, ada beberapa rencana Batam untuk mewujudkan green city seperti pembangunan monorel, penggunaan mobil listrik hingga perluasan pemanfaatan gas bumi.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian meminta Batam memanfaatkan peluang kerja sama dalam forum Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT).
IMT-GT ini hanya diikuti tiga negara dan tak semua daerah masuk. Untuk Indonesia, hanya 10 daerah di Sumatera, Malaysia delapan bagian serta Thailand 14 wilayah.
“Batam masuk dan ditunjuk sebagai pilot project green city dan saya rasa potensi lain sangat berpotensi karena Batam dan Kepri secara keseluruhan merupakan wilayah kelautan,” ujar Asisten Deputi Kerjasama Regional dan Subregional Kementerian Koordinator Perekonomian, Neti Murhani.
Neti mengatakan, ada 7 sektor yang bisa dikerjasamakan dalam forum IMT-GT. Diantaranya perdagangan, lingkungan hidup, pertanian, pariwisata, pendidikan dan kebudayaan, perhubungan, serta produk jasa halal.
“Yang sekarang, masuk sektor lingkungan di mana Batam menjadi pilot project green city sejak 2016 lalu. Sejumlah upaya sudah dilakukan, tinggal digali potensi lain apa yang bisa dimanfaatkan Batam,” ujarnya.
Neti mengatakan, Batam sebagai project pilot dinilai banyak mengalami perkembangan. Untuk itu perlu digali peluang lain yang bisa dikerjasamakan.
Baca Juga:
Hijaukan Lingkungan, Gairahkan Lagi Pariwisata Batam
“Ada dana kurang lebih USD5 miliar selama lima tahun, untuk program kesehatan samudera (healthy oceans) yang bisa dimanfaatkan dalam bentuk dana hibah,” kata dia.
Ia menuturkan, peluang ini dinilai penting di tengah anggaran negara yang bakalan ketat ke depan karena difokuskan untuk pemulihan ekonomi nasional. Untuk itu, ia berharap Batam membentuk tim kecil memanfaatkan peluang yang ada.
“Saat ini pendanaan masih bersumber ADB (Asian Development Bank) dan sudah banyak investor lain yang merapat ke forum IMT-GT ini,” kata dia.
***
Editor: Asrul R