Barakata.id, Malaysia – Pemerintah Malaysia terpaksa menutup 554 sekolah yakni 409 di Sarawak dan 145 sekolah di Selangor. Penutupan sementara sekolah-sekolah tersebut karena kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang menyelimuti wilayah itu kian parah.
Keputusan itu diambil setelah Kementerian Lingkungan Hidup Malaysia melaporkan bahwa Indeks Polusi Udara (API) di sejumlah daerah di Selangor mencapai tingkat tidak sehat dan sangat tidak sehat.
Berdasarkan indikator API, tingkat polusi 0-50 mengindikasikan kualitas udara bagus, 51-100 sedang, 101-200 tidak sehat, 201-300 sangat tidak sehat, dan 300 ke atas berarti berbahaya.
Baca Juga : Mau Mudik dari Malaysia, WNI Sembunyi di Bagian Roda Pesawat
Departemen Pendidikan Selangor menyatakan bahwa dari keseluruhan sekolah tersebut, 23 di antaranya berada di Sepang, 36 di Hulu Langat, 21 di Kuala Langat, 27 di Klang, dan 38 di Petaling Perdana.
“Dengan penutupan ini, 187.928 siswa terkena dampak dan kami akan terus menginformasikan perubahan atau perkembangan dari waktu ke waktu,” demikian pernyataan Departemen Pendidikan Selangor seperti dikutip kantor berita Bernama, Selasa (17/9/19).
“Sekolah-sekolah diperingatkan untuk mematuhi prosedur standar operasi dan kesehatan siswa juga guru harus selalu diprioritaskan.”
Merujuk pada data Kementerian Lingkungan Hidup di Malaysia per Senin (16/9/19) pukul 23.00, API di Johan Setia menembus 222, Klang mencapai 175, Banting menyentuh 167, dan Shah Alam di angka 185.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan Malaysia mengumumkan bahwa mereka menutup 409 sekolah di sembilan distrik pada awal pekan ini yang berdampak pada 157.479 siswa.
Mengutip Malay Mail, Padawan menjadi distrik yang terkena dampak paling parah dengan total 101 sekolah ditutup. Sementara itu, distrik yang terkena dampak kabut asap dengan populasi siswa terbanyak adalah Kuching, di mana 60.509 pelajar berdiam.
Baca Juga : Pulau di Bintan Jadi “Gudang Sabu Selundupan dari Malaysia
Selain itu, pemerintah juga menutup 53 sekolah di Betong, juga 44 sekolah di Bau, dan 30 sekolah Lubok Antu.
Di Samarahan, ada tiga sekolah dengan 3.411 pelajar, sementara Serian memiliki 20 sekolah yang menampung 2.230 siswa.
Sebanyak 9.828 siswa di 41 sekolah Sri Aman, dan 3.895 pelajar di 30 sekolah di Lundu juga terpaksa libur akibat kabut asap ini.
Pusat Meteorologi Khusus Asean (ASMC) menyatakan bahwa kabut asap akan terus mengepul di semenanjung Malaya dan Sarawak barat jika karhutla di Sumatera dan Kalimantan tak kunjung padam.
Meski demikian, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Indonesia, Siti Nurbaya Bakar sebelumnya mengatakan bahwa asap karhutla itu juga berasal dari wilayah Malaysia sendiri, seperti Sarawak dan Semenanjung Malaya.
Namun, Badan Pusat Meteorologi Khusus ASEAN (ASMC) menyatakan bahwa kabut asap yang mencemari wilayah udara Malaysia dan sejumlah negara tetangga lainnya berasal dari kebakaran hutan di Indonesia.
Baca Juga : Kabut Asap, 5 Ancaman Penyakit dan 5 Cara Mengatasi ISPA
Kemudian dibalas lagi oleh Menteri LHK Siti Nurbaya dengan menyebut ada empat perusahaan asing yang terlibat dalam pembakaran hutan dan lahan di Kalimantan. Beberapa di antaranya perusahaan asal Malaysia dan Singapura.
Terkait hal itu, Menteri Energi, Teknologi, Lingkungan Hidup, dan Perubahan Iklim Malaysia, Yeo Bee Yin menyatakan bahwa negaranya menyerahkan proses hukum perusahaan-perusahaan tersebut kepada Indonesia.
“Kami percaya Pemerintah Indonesia akan mengambil tindakan yang diperlukan terkait penyelidikan dan membuktikannya,” kata Yeo, dikutip dari Asia One.
*****