

Barakata.id, Tanjungpinang – Kearifan lokal bisa dimaksimalkan untuk upaya pencegahan berkembangnya paham radikal dan kejahatan terorisme di masyarakat. Pemaksimalan kearifan lokal itulah yang coba diangkat oleh Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT).
BNPT terus melakukan upaya pencegahan berkembangnya paham-paham radikal melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) yang dibentuk di setiap provinsi.
Baca Juga : Film “Kebersamaan” Karya SMA Yos Sudarso Wakili Kepri ke Tingkat Nasional
Pada Kamis (12/9/19) lalu, para tokoh agama, adat, akademisi dan pihak TNI dan Polri di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berkumpul di CK Hotel Tanjungpinang. Mereka membedah upaya ekplorasi kearifan lokal agar bisa diterapkan maksimal di Kepri.
Kegiatan itu disejalankan dengan diseminasi hasil survei nasional dan penelitian eksplorasi kearifan lokal.
Ketua FKPT Kepri, Reni Yusneli menyebutkan, terorisme bukan persoalan siapa pelaiu, kelompok, agama dan jaringannya, namun lebih dari itu.
“Terorisme merupakan keyakinan, doktrin dan ideologi yang dapat menyerang kesadaran masyarakat,” katanya.
Menurut Reni, terorisme juga bukan masalah rendahnya pendidikan. Contohnya, dr Asyari adalah orang pintar.
“Teroris juga tidak melulu akrena masalah ekonomi, karena Osama bin Laden merupakan orang yang kaya raya namun memilih menjadi teroris karena memiliki idologi yang menyimpang,” sebut Reni.
Untuk menjaga orang di sekitar kita terhindar dari paham radilalisme, lanjut Reni, harus terus dilakukan pembinaan dan pengawasan dengan baik oleh orangtua, guru dan lingkungan.
Di tempat yang sama, Dr Fauzi, Kabid Penelitian FKPT Kepri menyebutkan, Kepri memiliki banyak kearifan lokal yang bisa dimaksimalkan untuk membentengi generasi muda agar terhindar dari paham-paham radikal.
Budaya tutur lisan di Kepri cukup baik, dan sebagai nilai perekat kebangsaan serta penangkal radikalisme. Selain itu, dari paparan temuan survei nasional efektivitas pola pendidikan keluarga pada anak dan diseminasi media sosial terhadap penanaman nilai-nilai agama, moral, kebhinneka sangat penting untuk terus diterapkan.
Tengku Fauzan, perwakilan BNPT mengatakan, indonesia merupakan negara terbaik dalam penanggulangan terorisme. Penelitian eksplorasi kearifan lokal ini dilakukan oleh seluruh FKPT di Indonesia untuk mencegah radikalisme dan melekatkan nilai-nilai kebangsaan.
“Ada beberapa penyebab orang melakukan aksi teroris dari survei yang dilakukan terhadap mantan teroris dan tahanan teroris. Pertama, karena alasan ideologi agama yang keliru, ada juga karena solidaritas komunal yang negatif, juga karena mentalitas serta ada karena ingin balas dendam. Untuk alasan karena situasional dan separatisme masih menduduki persentase paling bawah,” sebutnya.
Baca Juga : Serupa Tak Sama, Jejak Panas Zakir Naik dan Rizieq Shihab
Lalu dalam upaya pencegahan, sebut Fauzan, upaya FKPT, tokoh masyarakat dan pihak lainnya memberikan penanggulangan dan pencegahan hasil cukup abik karena persentase terorisme menurun menjadi 42,8 persen.
Menurut dia, di Provinsi Kepri terdapat banyak kearifan lokal yang ampuh jika dimaksimalkan untuk menangkal terorisme dan radikalisme. Di antaranya Gurindam 12, pantun, syair dan barzanji.
*****