
Batam – Mata-mata lazim digunakan pihak-pihak yang berseteru untuk menyusup dan mengumpulkan informasi tentang musuh. Dengan jasa mata-mata, segala informasi yang diperlukan untuk melemahkan kekuatan lawan bisa diketahui.
Menjadi mata-mata sangat tidak mudah. Butuh keahlian tingkat tinggi agar ia bisa masuk ke dalam lingkaran musuh, bahkan sampai ke level pimpinan.
Karena itu, menjadi mata-mata sangat berisiko, karena taruhanya adalah nyawa.
Di dunia spionase atau mata-mata, memanfaatkan pelayanan seorang perempuan. Sejak berabad-abad lalu, sudah ada perempuan yang beraksi menjadi penyusup dan pengumpul informasi.
Baca Juga : Angela Herliani, Si Cantik Calon Menteri Milenial Jokowi?
Bahkan, tak sedikit aksi dari para perempuan mata-mata itu yang sudah menggemparkan dunia. Berikut lima perempuan mata-mata yang aksinya pernah bikin heboh dunia:
1. Mata Hari (7 Agustus 1876 – 15 Oktober 1917)

Selain sebagai spionase tangguh, Mata Hari juga dikenal sebagai penari eksotis Belanda, dan pelacur. Di setiap kemunculannya di tempat umum, ia selalu sukses menarik kekaguman dari para lelaki.
Mata Hari meninggal setelah dieksekusi oleh regu tembak di Prancis karena melakukan spionase untuk Jerman selama Perang Dunia I.
Selama menjadi mata-mata, Mata Hari kerap berkeliling di sejumlah kota di Eropa. Ia menyamarkan identitasnya dengan menjadi pelacur orang-orang kuat dalam pemerintahan dan militer.
Aksinya diakui jempolan lantaran ia dan penghubungnya dengan pria-pria berkuasa, membuatnya sering melintasi perbatasan internasional.
Sebelum Perang Dunia I, Mata Hari umumnya dipandang sebagai seorang pekerja seni dan bohemian yang bersemangat dan hidup bebas. Namun, ketika perang semakin dekat, ia mulai dilihat oleh beberapa orang sebagai wanita nakal dan tak bermoral, dan dianggap sebagai seorang penggoda yang berbahaya.
Saat Perang Dunia I pecah, Prancis mencurigainya sebagai mata-mata untuk Jerman, meskipun dia juga kemungkinan melakukannya untuk Prancis. Pada Januari 1917, atase militer Jerman di Madrid mengirimkan pesan radio ke Berlin yang menggambarkan kegiatan mata-mata Jerman, yang diberi nama kode H-21.
Agen intelijen Prancis menyadap pesan-pesan itu, dan dari informasi yang disadap, teridentifikasi bahwa H-21 adalah Mata Hari. Secara tidak biasa, pesan-pesan itu berada dalam kode yang diketahui intelijen Jerman.
Namun, Prancis memecahkan kode-kode itu. Itu membuat beberapa sejarawan curiga bahwa pesan itu dibuat-buat.
Mata Hari lalu diadili karena kegiatan spionase dan dinyatakan bersalah. Ia kemudian dieksekusi oleh Firing Squad (Regu Tembak) pada tanggal 15 September 1917 di usianya yang ke-41 tahun.
2. Josephine Baker (3 Juni 1906 – 12 April 1975)

Perempuan ini dijuluki Bronze Venus, Black Pearl, dan Creole Goddes di negara-negara anglophone. Ia adalah penari, penyanyi, dan aktris Prancis kelahiran Amerika.
Baker adalah wanita Afrika-Amerika pertama yang membintangi film layar lebar, mengintegrasikan ruang konser Amerika, dan menjadi penghibur terkenal di dunia.
Baker juga terkenal karena kontribusinya terhadap Gerakan Hak-Hak Sipil di Amerika Serikat, di mana dia ditawari Coretta Scott King Awards pada tahun 1968 setelah pembunuhan Martin Luther King, Jr. Namun, ia menolaknya karena membantu Perlawanan Prancis selama Perang Dunia II dan karena menjadi wanita kelahiran Amerika pertama yang menerima kehormatan militer Prancis, Croix de guerre.
3. Violette Szabo (26 Juni 1921 – 5 Februari 1945)

Violette merupakan agen rahasia Inggris selama Perang Dunia Kedua. Ia dilahirkan sebagai Violette Reine Elizabeth Bushell di Paris, Prancis pada 26 Juni 1921.
Ia anak kedua dari seorang Ibu Prancis dan seorang ayah sopir taksi Inggris, yang telah bertemu setelah peran dunia I. Keluarga itu pindah ke London dan ia bersekolah di Brixton sampai usia 14 tahun.
Pada awal Perang Dunia Kedua, ia bekerja di department store Bon Marché di Brixton di konter parfum. Violette bertemu dengan Etienne Szabo, seorang perwira Prancis keturunan Hongaria, pada parade Hari Bastille di London pada tahun 1940.
Mereka kemudian menikah pada 21 Agustus 1940 setelah menjalin cinta 42 hari. Saat itu Violette berusia 19 tahun dan Etienne berusia 31 tahun.
Tak lama setelah kelahiran anak tunggal mereka, Tania, Etienne meninggal karena luka dada dalam Pertempuran El Alamein pada Oktober 1942. Dia belum pernah melihat putrinya.
Kematian Etienne-lah yang membuat Violette — setelah bergabung dengan Auxiliary Territorial Service pada tahun 1941 — memutuskan untuk menawarkan jasanya kepada Eksekutif Operasi Khusus Inggris (SOE).
4. Liu Hulan (1932–1947)

Inilah mata-mata wanita muda yang cantik selama Perang Sipil Cina antara Kuomintang dan Partai Komunis. Liu Hulan lahir di desa Yunzhouxi, di Distrik Wenshui di Provinsi Shanxi.
Liu bergabung dengan Partai Komunis pada tahun 1946 dan kemudian bergabung dengan sebuah asosiasi perempuan yang bekerja untuk mendukung Tentara Pembebasan. Ia secara aktif terlibat dalam mengorganisir penduduk desa Yunzhouxi untuk mendukung Partai Komunis Cina.
Kontribusinya melibatkan berbagai kegiatan, seperti memasok makanan ke Tentara Pembebasan Kedelapan, menyampaikan pesan rahasia, dan memperbaiki sepatu bot dan seragam.
Baca Juga : PNS Cantik Rusia Dipecat karena Berfoto Erotis di Playboy
Kehidupan dan kematian Liu Hulan telah menjadi simbol keberanian orang-orang Cina, dan sering disebut sebagai homili kesetiaan mereka kepada Komunisme. Kisahnya sering diceritakan sebagai penghormatan bagi perjuangan dan pengorbanan yang dibuat untuk tujuan membebaskan Cina dari kekuasaan asing selama berabad-abad.
5. Anna Chapman (23 Februari 1982 – )

Perempuan cantik asal Rusia engan IQ 162 ini dikenal memiliki selera tinggi saat tinggal di New York, Amerika Serikat. Ia memiliki ayah diplomat.
Di kota Amerika itulah Anna Chapman ditangkap bersama sembilan orang lainnya pada 27 Juni 2010 atas dugaan bekerja untuk mata-mata Program Ilegal di bawah badan intelijen eksternal Federasi Rusia, SVR (Sluzhba Vneshney Razvedki).
Anna Chapman mengaku bersalah atas tuduhan konspirasi karena bertindak sebagai agen pemerintah asing tanpa memberi tahu Jaksa Agung Amerika Serikat, dan dideportasi kembali ke Rusia pada 8 Juli 2010, sebagai bagian dari pertukaran tahanan mata-mata.
*****
Dari berbagai sumber