
Keberadaan diri yang diakui oleh orang lain tak jarang membuat kita bisa merasa bahagia, pandangan orang lain terhadap kita tidak jarang membuat kita berusaha keras untuk diakui. Hal ini karena sanjungan dari orang lain atas diri kita, membuat kita merasa hidup dan hidup jadi lebih berarti.
Tapi apakah benar sanjungan dari orang lain benar-benar membuat kita bahagia atau hanya untuk gengsi semata? Tidak jarang sebagian besar yang pada akhirnya tidak menjadi dirinya sendiri karena ingin mendapat sanjungan dari orang lain. Disanjung dari orang lain atas eksistensi diri kita menjadi tolak ukur kebahagiaan, sehingga rasanya hidup belum sempurna jika belum ada orang yang memberi sanjungan yang tinggi pada diri kita.
Jika terlalu ingin disanjung akan membuat kita lupa diri. Seringkali kita sibuk melihat ke atas tapi tidak mau melihat ke bawah, bukan untuk meninggikan diri tetapi sebagai pengingat untuk kembali bahwa banyak orang yang menginginkan berada di posisi kita yang sekarang. Dari miliaran penduduk di dunia, kita adalah termasuk salah satu yang beruntung. Kita masih bisa duduk tenang menikmati hari, sarapan roti atau nasi tiap pagi, tidur yang cukup di kasur yang empuk, tinggal di dalam rumah yang nyaman dan sebagainya.
Daripada sibuk dan selalu merasa tidak puas karena ingin dapat disanjung-sanjung dari orang lain maka lebih baik perbanyak bersyukur. Cukup orang dekat dan Allah SWT saja yang perlu mengakui keberadaan kita karena kebaikan yang telah kita lakukan, tidaklah perlu bermuka dua untuk selalu dipuji-puji dan disanjung-sanjung.
Sibuk Mencari Sanjungan Tidak Ada Habisnya, Kamu Hanya Akan Merasa Lelah
Sekali mendapat satu sanjungan, diri ini selalu berusaha lagi untuk lebih banyak lagi sanjungan, sebab diri ini tidak pernah merasa puas. Kita akan disibukan dengan kegiatan untuk mencari sebanyak mungkin sanjungan dengan berbagai cara. Kalau tidak bisa mengendalikan diri dan mengontrol emosi, bisa jadi kita menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sanjungan dari banyak orang. Karena kesibukan kita yang “cari muka” dihadapan orang, kita jadi lupa bersyukur bahwa sebenarnya hidup ini sudah berkecukupan.
Janganlah terlalu sibuk memikirkan kehidupan duniawi, hidup ini hanya sementara lakukanlah yang terbaik untuk diri sendiri, sesama, dan kehidupan di akhirat kelak.
Kadang Kita Terlalu Memikirkan Gengsi Untuk Bisa Diakui. Dengan alasan bahwa disanjung-sanjung membuat kita bahagia, tindakan yang justru kita lakukan adalah sibuk menaikan gengsi agar terlihat lebih baik daripada orang lain. Kita terlalu sering memaksakan diri sehingga tidak sadar kita secara perlahan menyiksa diri.
Contohnya, Demi bisa dibilang cantik dan tampan oleh orang lain, sehingga kita memaksakan diri membeli peralatan make up yang mahal, melakukan perawatan, bahkan bila perlu sampai harus operasi plastik.
Contoh lainnya yang kini banyak dilakukan oleh banyak orang adalah pura-pura terlihat agar jadi orang berada dan dermawan dengan mem-posting sesuatu yang mahal dan mewah di akun sosial media miliknya, padahal di kehidupan aslinya dia adalah orang yang biasa-biasa saja dan sangat bertolak belakang dengan apa yang di-posting.
Ya, banyak kan kita menemukan orang-orang seperti contoh di atas? Itu terjadi akibat lingkungan dengan gengsi yang tinggi, sehingga banyak orang berlomba-lomba agar bisa diakui.
Jika Hidup Dibayang-Bayangi Oleh Pendapat Orang Lain, Bersiaplah Untuk Mengalami Penderitaan Orang yang hidup selalu mencari sanjungan selalu mementingkan pendapat orang atas dirinya. Jika dikritik bagus dia akan senang dan merasa sombong, tetapi ketika seseorang mengatakan sesuatu yang jelek padanya ia akan merasa stres dan bisa nekat melakukan sesuatu diluar nalar.
Semua tindakan yang dilakukannya berlandaskan pendapat orang lain, Ia tidak percaya diri dengan pikiran dan kemampuannya sendiri. Baginya, pendapat orang lain menjadi panduan hidupnya. Memang bagus selalu mendengarkan pendapat orang lain, tetapi jika berdampak buruk terhadap hidup buat apa dilakukan? Insting dan nurani diri sendiripun harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan sehari-hari.
Agar Hidup Tidak Terus Mencari Disanjung-Sanjung Maka Bersyukurlah Kepada Allah SWT. Bersyukur dalam hidup adalah satu-satunya jalan keluar agar hidup tidak selalu bergantung pada disanjung-sanjung yang diberikan orang lain terhadap kita. Bersyukur menjadikanmu manusia yang tidak sombong. Bersyukur pula membuatmu menjadi manusia yang selalu ingat terhadap Allah SWT. Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta.
Buat apalah arti kesombongan dan keangkuhan yang dipertontonkan, kita hanyalah manusia kecil diantara miliaran orang yang hidup di dunia ini. Kedudukan yang tinggi dan harta yang melimpah tidak akan mengiringi kita menuju kehidupan abadi setelah dunia ini kelak dan harta dan kedudukan yang kita peroleh bukanlah barang jaminan untuk mendapatkan kemulian dari Allah SWT.
Buat apalah memusingkan diri jika pendapat jelek orang lain terhadap kita karena dirinya juga belum tentu lebih sempurna.
Jika kita mau bersyukur kita bisa hidup dengan lebih baik tanpa harus disanjung-sanjung oleh orang maka cukup lakukan yang terbaik agar diri kita bisa bermanfaat bagi sesama. Jika ada orang yang memuji hasil kerja kerasmu, anggap saja itu hanya sebagai bonus. Jika tidak, jangan diambil pusing karena tidak semua yang ada di dalam diri kita, tingkah laku, pemikiran dan lain-lain, bahkan seribu kebaikan yang kita lakukanpun disukai oleh orang lain.
Jangan terlalu berharap sanjungan dari sesama manusia karena akan menuai kekecewaan, tapi lakukan sesuatu kebaikan hanya karena mencari ridho Allah SWT. Jangan terlalu histeris mengadu kepada sesama manusia karena setiap manusia mempunyai kelemahan, tapi bersujud seraya bermohon kepada Allah SWT. Hal tersebut sungguh dasyat karena kita bersujud.
*****
Penulis adalah Ketua Umum Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Kepri, tinggal di Kota Batam.