
Barakata.id, Bogor (Jabar) – Rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Gerindra yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Jawa Barat, pada hari Jumat (12/8) kemarin yang dihadiri oleh pengurus dewan pimpinan daerah (DPD) dan dewan pimpinan cabang (DPC), serta seluruh sayap Partai Gerindra se-Indonesia, dan juga DPR, MPR RI, memutuskan dan meminta kepada ketua umum (Ketum) sekaligus sebagai ketua dewan pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk mencalonkan kembali menjadi kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) di tahun 2024.
“Di hari itu juga, Bapak Prabowo Subianto siap melaksanakan amanah dari padangan umum partai,” ungkap Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Blitar Mujib SM kepada barakata.id usai mengikuti rapat kerja serta penandatanganan kerja sama politik antara Partai Gerindra dengan PKB di tempat yang sama SICC, Sentul, Bogor, Sabtu (13/8/2022) siang.
“Selain itu, dalam penyampaian padangan umum Rapimnas kemarin, Pak Prabowo juga diberikan mandat sepenuhnya untuk memilih pasangan siapapun orangnya sebagai calon wakil presiden (Cawapres) di 2024 mendatang,” lanjutnya.
Baca juga: Sah Koalisi Gerindra dengan PKB di 2024, Prabowo Akui Sangat Dekat NU
Lebih lanjut Mujib menjelaskan, bahwa kalau koalisi yang ditandatangani hari ini masih belum membahas siapa Capres dan Cawapresnya. Tetapi jika di internal Partai Gerindra sudah jelas Capresnya yakni ketua umumnya sendiri.
“Jadi kalau koalisi Partai Gerindra dan PKB masih belum membahas hal itu. Nanti yang menentukan siapa Capres dan Cawapresnya ada pada koalisi tersebut. Kemudian akan dibicarakan lebih lanjut,” kata mujib.
Sementara itu ada beberapa poin yang tertuang dalam piagam kerja sama politik tersebut saat dibacakan oleh Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad dan Wakil Ketua Umum Partai PKB, Jazilul Fawaid. Salah satunya partai politik wajib menjaga kedaulatan bangsa, serta merawat Kebhinekaan.
Baca juga: Partai Gerindra dan PKB Resmi Koalisi di 2024, Prabowo dan Cak Imin Teken Piagam Politik
“Maka dari itu, kami bertemu dan saling bertukar pikiran untum menggalang komunikasi dan kerja sama, sehingga bisa melipatgandakan kekuatan dan menjaga persatuan dan kebhinekaan Indonesia. Dan kami percaya kepada pimpinan dalam menjaga kesepakatan tersebut dengan cara tidak mengkotak-kotakan, mendiskriminasikan satu sama lain, dan tidak menghakimi sesama anak bangsa,” terang Jazilul saat membacakan isi poin kerja sama tersebut. (jun)