Barakata.id, Batam- Ketua Umum Pimpinan Wilayah Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (PRIMA DMI) Kepulauan Riau Amirul Khalish Manik, menegaskan bahwa orang-orang yang rajin melaksanakan ibadah di Masjid tidak mungkin terpapar paham radikal.
Sebab, kata Khalish, salah satu manfaat sholat adalah menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar. Artinya orang yang rajin sholat di masjid memahami betul bagaimana caranya menjauhi perbuatan keji dan mungkar.
“Paham radikal itu bertentangan dengan salah satu manfaat sholat, yaitu menjauhkan diri dari perbuatan mungkar dan keji,” kata Amirul Khalish Manik kepada awak media, Selasa (1/2/2022).
Baca juga: Ketum PRIMA-DMI Kepri Imbau Masyarakat Tetap Patuhi Protkes
Ia menjelaskan, perbuatan keji dan mungkar tidak hanya sikap radikal. Tapi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) juga termasuk perbuatan keji dan mungkar. Kalau di negeri ini masih banyak orang melakukan KKN, mungkin karena mereka tidak rajin sholat di masjid.
Khalish mengatakan, Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian dan memberi petunjuk bagi umat manusia agar bersama-sama selamat di dunia dan akhirat.
“Karena itu, Islam melarang manusia untuk berbuat jahat, berbuat kerusakan dan serakah akibat terlalu mencintai dunia seperti para koruptor,” ujar Khalish yang juga Ketua Umum PW GPII Kepri ini.
Baca juga: Libatkan Kaum Milenial, PW PRIMA DMI Kepri Adakan Sholat Subuh Berjamaah, Ini Harapannya
Ia mengajak pemuda remaja dan masyarakat Muslim lainnya untuk lebih rajin beribadah di masjid guna mengembalikan masjid sebagai pusat pradaban Islam, memakmurkan dan dimakmurkan masjid.
“Umat Islam jangan terpengaruh dengan narasi dibangun oleh pihak-pihak tertentu yang mengatakan masjid tempat orang-orang yang terpapar paham radikal,” tegas Khalish.
Ia menegaskan, sebagai umat Islam harus lebih bisa menunjukan lagi bahwa masjid adalah tempat orang-orang baik yang menebarkan manfaat dan kebaikan bagi umat manusia, bangsa dan negara. Tunjukan bahwa masjid bukan tempat orang yang terpapar paham radikal seperti para koruptor atau pelaku KKN yang merusak bangsa dan negara.
Khalish mengharapkan kepada pihak-pihak tertentu, agar segera berhenti dan jangan terlalu menyudutkan umat Islam dengan membuat narasi bahwa paham radikal hanya ada di diri seorang Muslim.
Baca juga: GPII Kepri Mengutuk Aksi Bom Bunuh Diri Makassar
Menurut Khalish, koruptor atau pelaku KKN juga bisa disebut radikal, pelaku monopoli ekonomi sambil merugikan orang-orang kecil juga bisa disebut radikal.
“Bahkan orang-orang yang memanfaatkan jabatan dan kekuasaan demi kepentingan pribadi atau kelompok juga bisa disebut radikal,” tutup Khalish.(ali)