

Barakata.id, Manokwari – Kantor DPRD Provinsi Papua Barat dibakar massa yang menggelar aksi di Manokwari. Sejumlah fasilitas juga ikut dibakar dalam gelombang aksi yang digelar sebagai respon atas situasi di Surabaya.
Salah seorang warga Manokwari, Ishak mengatakan, situasi kembali mencekam meskipun sebelumnya sempat mereda.
“Kantor DPRD Provinsi Papua Barat dibakar di Jalan Siliwangi,” kata Ishak, Senin (19/8/19).
Baca Juga : Muak Dibuai Janji, Anggota Separatis Papua Kembali ke NKRI
Ia mengatakan, aparat kepolisian di sekitar lokasi belum bisa mengendalikan situasi.
“Aparat ada, tapi tidak bisa bergerak. Situasi mencekam, tadi sempat sepi tapi kembali mencekam,” ujarnya.
Ishak mengatakan sejumlah jalan diblokade sejak pukul 07.00 WIT. Namun menurutnya sekitar pukul 10.00 WIT, situasi semakin memanas.
“Jadi benar, situasi mencekam. Jalan-jalan dipalang, ada pembakaran di sejumlah lokasi kompleks di pusat kota. Situasinya mencekam saya di pusat kota di titik nol kilometer,” katanya.
Warga setempat berusaha menghindari provokasi. Sementara sejumlah warga dari luar Papua melindungi diri.
“Tetangga kami banyak juga pendatang, kami berupaya melindungi. Di pusat kota, warga diimbau jangan keluar toko,” ujarnya.
Salah seorang warga pendatang, Edi Hartanto tak berani keluar rumah di Manokwari. Ia mendapat imbauan itu dari aparat setempat dan sejumlah rekan.
“Untuk sementara masyarakat dilarang keluar rumah, apalagi yang pendatang, setelah kejadian kemarin di Surabaya ada tindakan rasis itu, kemudian ada aksi balasan (di Manokwari),” kata Edi.
Hingga kini pihak kepolisian belum memberikan penjelasan terkait aksi di Manokwari pagi ini. Kapolda Papua Barat Brigadir Jenderal (Brigjen) Herry Rudolf Nahak belum menjawab panggilan telepon dan pesan yang dikirimkan.
Begitu pula Kabid Humas Polda Papua Barat AKBP Mathias Krey juga belum merespons panggilan telepon dan pesan.
Sebelumnya, situasi mencekam terjadi di Asrama Papua, Surabaya. Sebanyak 43 mahasiswa Papua dibawa ke Markas Kepolisian Resor Kota Besar (Mapolrestabes) Surabaya.
Baca Juga : Serupa Tak Sama, Jejak Panas Zakir Naik dan Rizieq Shihab
Mereka diangkut paksa oleh sejumlah aparat kepolisian dari asrama yang mereka tempati di Jalan Kalasan, Surabaya. Namun kini mereka telah dipulangkan aparat.
Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata menyampaikan penangkapan puluhan mahasiswa tersebut untuk kepentingan pemeriksaan terkait dugaan perusakan bendera yang dilakukan oknum mahasiswa.
“Kami lakukan upaya penegakan hukum terhadap peristiwa terhadap lambang negara yaitu bendera merah putih yang ditemukan patah kemudian jatuh di got,” kata Leo saat ditemui di lokasi, Sabtu (17/8/19).
*****
Sumber : CNN Indonesia