Barakata.id – Salah satu keluhan umum di kalangan orangtua mengenai anaknya adalah susah buang air besar (BAB). Penelitian berjudul Epidemiology of Paediatric constipation in Indonesia and its association with exposure to stressful life events pun menyatakan bahwa susah BAB pada anak adalah masalah umum terjadi.
Jika hanya sehari-dua hari tidak BAB memang sepertinya tidak berbahaya. Tapi jika sudah berlarut-larut, para orangtua harus waspada.
Jangan anggap remeh kondisi tersebut, sebab jika tak segera ditangani akan menjadi masalah yang kronis.
Baca Juga :
Dear Bunda, Ini 4 Cara Meningkatkan Imunitas Anak
Dokter Spesialis Anak, dr Barry Army Sp. A mengatakan susah BAB dikenal juga dengan konstipasi atau sambelit. Meskipun hal ini kondisi yang umum, tapi sebaiknya segera diatasi.
“Membiarkan kondisi susah BAB berlarut pada anak akan berdampak buruk bagi kesehatannya, mulai aspek psikis bahkan bisa mengganggu tumbuh kembang si kecil,” ujarnya dalam Kuliah WhatsApp (Kulwap) yang diadakan Dulcolatol dan HelloSehat, Selasa (9/6/20).
Masalah susah BAB yang tak segera ditangani akan berlanjut menjadi kronis dan menjadi semacam lingkaran setan. Anak menjadi takut saat ingin BAB karena trauma mengingat rasa sakit yang dialami karena BAB yang keras.
“Sedangkan upaya menahan ingin BAB itu justru membuat feses anak menjadi semakin keras,” tutur dokter yang praktek di RS Pondok Indah, RSU Hermina Kemayoran dan RSU Hermina Daanmogot ini.
Dr Barry menyebutkan, sembelit yang kronis akan mempengaruhi banyak hal. Diantaranya anak akan sulit berinteraksi atau justru menarik diri dari lingkungannya. Sembelit yang kronis sering membuat anak tak sengaja BAB di celana.
Jika hal itu terjadi sebaiknya anak diberi empati. Jangan dibully karena akan membuat anak trauma dan semakin mencoba menahan BAB.
Perasaan trauma itu akan memburuk karena menambah kronis sembelitnya.
Saat sembelit kronis, anak juga akan merasa perutnya tak nyaman. Jika dibiarkan berlarut-larut anak tak fokus menjalani hari-harinya.
“Bagaimana anak bisa fokus pada kegiatan sosialnya apabila energinya habis memikirkan sembelitnya. Sederhananya, susah BAB tak boleh dianggap enteng karena aktivitas sehari-harinya si anak dapat terganggu,” papar dr Barry.
Baca Juga :
Ternyata Anak di Bawah 2 Tahun Tak Cocok Pakai Masker
Sembelit bisa dicegah dengan membuat anak menjadi aktif bergerak. Kemudian memberikan asupan makanan yang bergizi, bervariasi dan seimbang untuk mendorong fungsi usus berjalan dengan baik.
Namun, jika sudah terlanjur terjadi dan sembelit sudah lebih dari 3 minggu berturut-turut, maka orangtua harus segera konsultasi dengan dokter. Agar kondisi kronis itu bisa segera dievaluasi dan anak dapat diobati dengan cepat dan tepat.
****
Penulis : Asrul R