Beranda Urban Dunia

Ilmuan Temukan Burung Beo Setinggi 1 Meter dan Berat 7 Kg

258
0
Gambar rekonstruksi Heracles inexpectatus, burung beo Selandia Baru. (F: Brian Choo/Flinders University)
DPRD Batam

Barakata.id, Batam – Tim ilmuan dilaporkan telah menemukan fosil burung beo yang diketahui sebagai yang terbesar di dunia. Burung yang diperkirakan hidup sekitar 19 juta tahun silam itu memiliki tinggi sekitar satu meter dan berat 7 kilogram atau dengan sekitar dua bayi manusia.

Fosil tersebut merupakan satu-satunya jenis burung beo raksasa yang pernah ditemukan di dunia. Fosil itu ditemukan di St. Bathans, Selandia Baru.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Para peneliti menamakan jenis burung ini Heracles inexpectatus. “Heracles” adalah nama yang diambil dari pahlawan Yunani kuno, dan “inexpectatus” mereferensikan bagaimana tidak terduganya bagi para peneliti untuk menemukan raksasa yang sebelumnya tidak dikenal ini.

Baca Juga : Kopi Termahal di Dunia, Harganya Rp1 Juta Secangkir

Pimpinan penemuan ini, Trevor Worthy menyebutkan bahwa sesungguhnya para peneliti telah menemukan awal fosil ini pada 2008. Selama bertahun-tahun mereka memburu untuk fosil pendukungnya, tetapi bukti lebih lanjut tetap sulit temukan.

“Sepuluh tahun kemudian dan ribuan tulang kemudian, tidak ada lagi yang terungkap. Jadi kami memutuskan, yah, kami harus menceritakan kisah ini sekarang,” kata pria yang juga merupakan profesor rekanan di Universitas Flinders, Australia tersebut, dilansir Live Science, Kamis (7/8/19).

Tulang-tulang yang ditemukan berbentuk besar dan tebal, menunjukkan bahwa Heracles tidak akan bisa terbang. Namun, ia mungkin bisa memanjat pohon dan meluncur seperti kakapo modern (Strigops habroptilus), burung beo besar yang juga asli Selandia Baru.

Baca Juga : Kawasan NTB Resmi Jadi Cagar Biosfer Dunia

Kakapos saat ini adalah kakatua terbesar di dunia, tetapi Heracles sendiri ukurannya dua kali lebih besar dari sepupunya tersebut.

“Heracles hidup di hutan hujan subtropis di mana terdapat banyak pohon salam, telapak tangan, sikas, dan pohon casuarina. Intinya, semua tempat yang menghasilkan buah dan biji yang dapat dimakan oleh burung raksasa ini,” kata Worthy.

Menurut Worthy, kemungkinan alasan dari punahnya Heracles adalah perubahan iklim. Sekitar 12 juta hingga 13 juta tahun yang lalu, suhu global anjlok; seiring waktu, hutan tropis Selandia Baru menjadi hutan beriklim sedang, dengan demikian sangat mengurangi jumlah pohon buah-buahan di seluruh pulau.

“Hilangnya sumber makanan utama Heracles ini menjadi kandidat utama untuk dugaan penyebab punahnya Heracles,” kata dia.

*****

Sumber : Gatra.com