Barakata.id – Satu keluarga di Aceh dilanda kebingungan. Pasalnya, ibu mereka yang meninggal dunia karena sakit ginjal malah dinyatakan positif corona atau Covid-19.
Almarhumah yang bernama Rabumah (52) itu sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh. Pihak keluarga pun heran dengan keterangan pihak rumah sakit. Mereka juga tak terima dengan pernyataan soal corona sebagai penyebab meninggalnya almarhumah.
Dilansir dari Kompas.com, Minggu (16/8/20) Rabumah, warga Kampung Kelupak Mata, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah, dinyatakan meninggal pada 13 Agustus 2020 lalu setelah dirawat sejak 25 Juli 2020. Jenazahnya dibawa dengan ambulans yang petugasnya tak pakai APD.
Baca Juga :
Nekat Buka Peti Jenazah Corona, 15 Warga Sidoarjo Positif
Namun ternyata berita tentang Rabumah sakit Covid-19 sudah menyebar di media online sehingga banyak yang menjaga jarak saat pemakaman Rabumah. Hal itu membuat keluarga Rabumah terkejut dan panik.
“Kami keluarga besar panik. Banyak yang terlihat menjaga jarak dan menghindar setelah mendapatkan berita tersebut,” kata Ryan, keponakan Rabumah, saat dihubungi melalui telepon, Jumat (14/8/20) lalu.
Keluarga besar Rabumah pun merasakan kejanggalan dan meminta penjelasan kepada pihak RSUZA soal status almarhumah. Sebelumnya, Rabumah masuk RSUZA berdasarkan rujukan RSUD karena sakit ginjal dan butuh cuci darah.
Baca Juga :
Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19, 31 Warga Ditangkap, 8 Orang Jadi Tersangka
Tanggal 2 Agustus, dilakukan tes swab terhadap Rabumah lantaran ada petugas medis RSUZA yang diduga terpapar corona. Namun hasilnya tak kunjung turun, padahal ia harus segera cuci darah.
Ia kemudian dites swab ulang seminggu kemudian. Keluarga belum menerima hasilnya tapi pada 11 Agustus beredar kabar jika Rabumah positif Covid-19.
Mendengar kabar itu, Ibn Thahir, suami Rabumah sampai meminta ikut tes swab ke pihak rumah sakit jika memang benar istrinya itu positif corona. Tapi permintaan itu ditolak pihak RSUZA.
Selanjutnya, tanggal 13 Agustus saat Rabumah dijadwalkan cuci darah, ia meninggal. Ia lalu dibawa dengan ambulans bantuan menuju Takengon, hingga terdengarlah berita Rabumah positif saat keluarga berada di perjalanan.
Keluarga rapid tes, hasilnya non-reaktif
Tak terima Rabumah disebut positif corona, enam keluarga Rabumah melakukan rapid test mandiri di Takengon pada 14 Agustus dan hasilnya non-reaktif corona.
“Kami sudah mendapatkan stigma negatif dari masyarakat karena informasi dari media yang bersumber dari pemerintah provinsi. Padahal semua test swab terhadap Rabumah belum ada hasilnya dan rapid test mandiri yang kami lakukan hasilnya negatif,” kata Ibn Thahir.
“Hingga hari ini kami tidak mendapat bukti secara tertulis bahwa almarhumah positif Covid-19,” sambung suami Rabumah itu.
Dihubungi secara terpisah, Direktur RSUZA Banda Aceh, Azharuddin awalnya mengaku baru mengetahui informasi itu. Ia kemudian menunjukkan hasil tangkap layar WhatsApp bahwa Rabumah berdasarkan swab test yang diuji di Lab Unsyiah terbukti positif corona.
Ia mengatakan, nama Rabumah tertera pada Nomor 11, dengan kode sampel C.93.74709, dan dinyatakan positif Covid-19 pada 13 Agustus 2020.
Baca Juga :
Viral, Pasien Corona Meninggal, Keluarga Nekat Bawa Pulang Jenazah ke Rumah
Mengenai informasi mengapa pihak keluarga tidak mengetahui data tersebut, Azharuddin meminta agar mengkonfirmasi keterangan lebih lanjut kepada Jubir Gugus Tugas Penanganan Covid Pemerintah Aceh.
“Maaf Saya tidak tahu, itu info yang baru saya dapat tadi malam, tolong ditanyakan melalui Jubir Covid-19 Pemerintah Aceh,” sebut Azharuddin, Sabtu (15/8/20) seperti dikutip dari Kompas.com.
Sementara, Jubir Gugus Tugas Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdul Gani saat dikonfirmasi perihal kasus Rabumah tersebut juga tak mau memberi penjelasan. Ia malah meminta agar masalah ini dikonfirmasi langsung ke pihak RSUZA.
*****