Beranda Kepulauan Riau

Gelar Seminar, Cara GPII Kepri Merawat Persatuan dan Kesatuan Bangsa

176
0
GPII Kepri
PW GPII Kepri. F: ist
DPRD Batam

Barakata.id, Batam- Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Kepulauan Riau akan menggelar Seminar Kebangsaan dengan tema “Optimalisasi Peran Generasi Muda Dalam Merawat Persatuan dan Kesatuan Bangsa” bertempat di Hotel PIH Batam Centre, Kota Batam, Kepulauan Riau pada Sabtu (13/3/2021).

Rencananya, nara sumber yang hadirkan dari Jajaran Polda Kepri, Danrem 033/ Wira Pratama, Pemko Batam, BP Batam, MUI Batam, ICMI Batam dan para akademisi.

“Peserta seminar kita batasin dan tentunya semua yang akan hadir tetap mengikuti protokol kesehatan,” jelas Ketua Umum Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Kepulauan Riau, Amirul Khalish Manik kepada Barakata.id, Sabtu (6/3/2021).

Baca juga: 

Khalish mengatakan, dengan pendidikan kebangsaan menjadikan pemahaman bagi jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah, ideologi, dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Paham kebangsaan yang merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu Bangsa Indonesia yang majemuk.

“Bangsa ini sedang berjuang menegakkan kembali karakternya yang sedang runtuh. Keruntuhan karakter bangsa justru terletak pada kondisi kaum terdidik dan Generasi Muda yang mulai kehilangan sensitivitas karakternya,” ungkap Khalish.

Tak dipungkiri, kata Khalish, menjadi pejabat negara tak lain adalah kaum terdidik yang telah menyelesaikan studinya di perguruan tinggi. Para koruptor yang tertangkap dan dipenjara adalah kaum terdidik yang telah kenyang dengan materi kuliah. Wakil rakyat yang begitu terhormat dalam sidang adalah kaum terdidik yang mendapatkan amanah rakyat.

Begitu juga, lanjut Khalish, elite partai juga seorang terdidik yang telah sukses di bangku kuliah dan bangku aktivis pergerakan ekstra-kampus.

Baca juga: 

“Dengan kondisi-kondisi permasalahan saat ini telah jelas bahwa karakter bangsa harus kembali ditegakkan melalui paham kebangsaan,” pungkasnya.

Menurutnya, menegakkan karakter ini tak lain adalah dengan menegakkan kembali nilai-nilai luhur yang sudah diwariskan para leluhur bangsa. Warisan nilai luhur di berbagai daerah sudah banyak sekali, tinggal bagaimana memahami, mengelola dan menjadikannya sebagai spirit kehidupan kebangsaan.

“Nilai luhur itu harus diselaraskan dalam kurikulum pendidikan, sehingga dapat diajarkan kepada generasi masa depan yang akan memimpin Indonesia,” ungkapnya.

Jika melihat secara mendalam, lanjut Khalish, kebangsaan merupakan saripati nilai luhur bangsa yang dikonsepsikan oleh para founding father. Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 45 dan NKRI adalah nilai-nilai luhur yang sudah diajarkan para leluhur bangsa.

Kemudian, Founding Father mengkonsepsikan itu sebagai falsafah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penciptanya adalah bangsa Indonesia sendiri, sehingga tugas bersama untuk mengaktualisasikan nilai luhur itu dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: 

“Oleh karena itu, generasi muda umumnya dan khususnya remaja masjid sebagai generasi selanjutnya harus mampu mengamalkan dan membentuk pondasi yang kuat dalam menanamkan pada diri sendiri terkait pemahaman kebangsaan Indonesia. dengan temuan- temuan permsalahan di Indonesia, untuk memberikan solusi permasalahan di kalangan generasi muda dengan membuat seminar kebangsaan,” ungkap Khalish.

*****

Editor: Ali Mhd