Batam – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019 di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) akan digelar selama lima hari mulai Kamis-Senin (25-19/4/19) di Kota Batam dan Tanjungpinang. Ada banyak lomba yang akan mewarnai acara bertajuk Gebyar Hardiknas 2019 itu.
Kepala Lembaga Pengendali Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Irwan Safii mengatakan Gebyar Hardiknas 2019 merupakan yang kedua kalinya dilaksanakan. Tahun lalu, Gebyar Hardiknas 2018 digelar di Laman Boenda Gedung Gonggong, Kota Tanjungpinang.
Tahun ini, Gebyar Hardiknas akan diheat di Dataran Engku Putri Batam, dan di halaman kantor Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepri di Tanjungpinang. Sejumlah acara sudah disiapkan panitia, termasuk berbagai macam lomba.
Kegiatan yang akan dilaksanakan di antaranya, bazar buku, pameran pendidikan, senam jantung sehat, pentas seni siswa, pameran sekolah model, dan pemutaran film atau bioskop keliling. Untuk lomba, ada lomba kolase, lomba membaca cepat, lomba meringkas teks, lomba media pembelajaran, lomba konversi teks, dan lomba melukis kesejarahan.
“Ada juga diskusi pendidikan, dialog kebudayaan, dan festival musikalisasi puisi,” katanya di Batam, kemarin.
Selain di Provinsi Kepri, Gebyar Hardiknas 2019 juga dilaksanakan serentak di 13 provinsi di Indonesia. Provinsi yang menggelar Gebyar hardiknas 2019 selain Kepri juga Aceh, Kalimantan Utara, Maluku dan Papua.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi mengatakan, Batam berpotensi menjadi kota yang dikenal dengan kualitas pendidikannya. Meskipun saat ini lebih dikenal sebagai kota industri dan pariwisata.
Untuk mewujudkan Batam sebagai kota yang memiliki kualitas tinggi di bidang pendidikan, Rudi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga Batam tetap aman dan kondusif. Ia juga minta pemerintah pusat membantu.
“aya punya cita-cita Batam dikenal dengan pendidikan. Orang tahunya pendidikan Batam sempurna seperti Jakarta. Kami butuh bantuan pusat. Pertama, tempat pendidikan. Kedua, guru-guru,” kata Rudi dilansir dari Mediacenter Batam.
Menurut Rudi, sekitar 65 persen guru di Batam masih berstatus sebagai tenaga honor. Jika para guru honor itu diberhentikan seperti keinginan pusat, pemerintah daerah bisa didemo.
“Harus ada penyelesaian yang lebih baik. Apa solusi untuk kita di daerah. Saya ingin Batam betul-betul hebat, modern, madani, dari semua bidang,” katanya.
Rudi mengatakan, saat ini Pemko Batam sudah membiayai ratusan putra daerah yang berhasil diterima di lima perguruan tinggi terkemuka Indonesia melalui jalur undangan. Mereka disiapkan untuk menjadi kaderisasi kepemimpinan di Kota Batam.
“Supaya suatu waktu nanti Pemko Batam diisi orang-orang hebat. Kita biayai, kita selamatkan anak-anak kita, para milenial ini. Karena sepuluh dua puluh tahun ke depan mereka akan menjadi pemimpin di Batam,” ujar mantan anggota DPRD Kota Batam ini.
*****