
Barakata.id – Sosok penyanyi Taylor Swift mungkin tidak asing lagi di mata dunia karena dirinya sudah menjadi perhatian publik selama lebih dari satu dekade terakhir.
Taylor Swift tercatat menjadi salah satu penyanyi terlaris sepanjang masa dengan lebih dari 200 juta rekamannya terjual di seluruh dunia.
Bahkan kesuksesan Taylor Swift di industri musik terdiri dari beragam genre seperti “Love Story”, “Shake It Off”, “Look What You Made Me Do” dan “ME!”.
Tak heran sosoknya sampai dihadiahi penghargaan “Woman of the Decade” oleh Women in Music dan Billboard pada tahun 2019.
Meski meraih kesuksesan tinggi, rupanya Taylor Swift juga mengalami banyak hambatan dan perjuangan meraih posisi seperti sekarang.
Sepanjang karir, Taylor telah menerima cukup banyak seksisme hanya karena menjadi artis musik wanita.
Dia mengungkapkan bahwa pada awalnya, dia tidak merasa ada seksisme di industri musik. Namun belakangan dalam kariernya dia mulai memperhatikan adanya seksisme itu.
Taylor Swift secara terbuka telah menjadi feminis selama bertahun-tahun dan memperjuangkan kesetaraan gender, terutama di industri musik.
Dalam pidato penerimaannya untuk Woman of the Decade, Taylor bertanya kepada penonton (kebanyakan wanita) mengapa artis wanita melakukannya dengan sangat baik dalam hal pertumbuhan, rekor, penjualan tiket, dan streaming dalam dekade terakhir.
Dia menjawab sendiri pertanyaan ini, “Karena kita harus cepat berkembang. Kami harus bekerja sekeras ini; kami harus membuktikan bahwa kami pantas mendapatkan ini”
“(Wanita di industri musik) memiliki standar yang lebih tinggi, terkadang terasa mustahil.”
Selama bertahun-tahun, Taylor Swift telah membuktikan bahwa dia secara aktif berusaha menjadikan feminis bukan tentang gelar, dan lebih sebagai etos atau cara hidup.
Menjadi feminis sebagai selebritas (sekaligus tumbuh dewasa dan dianggap membuat kesalahan di mata publik) itu sulit. Namun, itu juga mendorong agenda feminis ke tingkat yang lebih luas, seperti menawarkan peluang.
Taylor Swift telah menjadi feminis jauh lebih lama daripada yang diketahui dunia dan mempertahankan keyakinannya, yang pada akhirnya diakui oleh masyarakat.
Awalnya ia dianggap sebagai feminazi, sekarang disebutkan oleh makalah akademis tentang feminisme selebriti.
Usahanya untuk mengungkap bagaimana standar ganda, seksisme, kurangnya feminisme, dan kebencian dalam industri musik telah menginspirasi jutaan orang.
Kematangan publiknya telah menunjukkan evolusi feminis, menjadikannya salah satu contoh teratas selebritas feminis.
Keterbukaannya dalam lirik, pidato, dan dokumenter perjalanan karirnya telah menunjukkan apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang wanita.