Beranda Urban Dunia

Corona Bikin Dunia Terancam Krisis Kondom

231
0
krisis kondom
Foto ilustrasi. Dunia diprediksi akan mengalami lonjakan "bayi corona" pada 9 bulan ke depan sebagai dampak dari sosial distancing atau berdiam diri di rumah. (F: net)
DPRD Batam

Barakata.id, Batam – Virus corona telah menebar ancaman hampir di semua lini kehidupan, termasuk urusan kondom. Selama pandemi corona masih berlanjut, maka dunia akan terancam mengalami krisis kondom.

Bagaimana bisa? Seperti diketahui, selama masa pandemi corona atau Covid-19, sebagian besar pemerintah negara-negara di dunia menerapkan pembatasan sosial atau social distancing serta physical distancing yang ketat.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Karena semua orang ‘dipaksa’ berdiam atau beraktivitas di dalam rumah, banyak pasangan yang sebelumnya memiliki waktu ‘berpisah’ lebih lama kini justru semakin lengket karena bisa 24 jam menghabiskan waktu bersama di rumah.

Dengan fakta itu, sangat memungkinkan terjadi aktivitas yang berpeluang menghadirkan manusia-manusia baru (bayi) ke dunia ini. Ada yang memprediksi, bakal terjadi apa yang disebut dengan “ledakan bayi” Covid-19 yaitu bayi-bayi yang lahir di tengah masa pandemi corona.

Baca Juga :
WHO Berubah, Kini Dukung Semua Orang Pakai Masker

Meski demikian, karantina mandiri atau gerakan yang populer dengan tagar #dirumahaja bukan satu-satunya penyebab lonjakan. Pemicu lain adalah, krisis kondom di seluruh dunia karena produksi yang tertekan atau bahkan terhenti.

Kebijakan sejumlah negara memberlakukan penguncian atau lockdown untuk memutus rantai penyebaran virus corona telah menyebabkan krisis kondom global. Pasalnya, sejumlah perusahaan kondom skala besar terpaksa menghentikan produksi karena hampir semua karyawan ‘dirumahkan’.

Di Cina, banyak pabrik ditutup dan pekerja diminta untuk tinggal di rumah atau mengurangi jam kerjanya. Saat ini, banyak pemasok kontrasepsi Tiongkok masih belum kembali ke kapasitas penuh.

Chris Purdy, CEO nirlaba DKT International, penyedia global besar keluarga berencana menyebutkan, pencegahan HIV / AIDS juga sudah mengalami dampak coronavirus pada ketersediaan kondom dan kontrasepsi lain di seluruh dunia.

“Kami menduga ada keterlambatan jadwal produksi dan pengiriman,” kata Purdy seperti dilansir CNN, Selasa (7/4/20).

“Program kami di Myanmar melaporkan kekurangan kondom. Di Mozambik, kami mengantisipasi kekurangan kondom, karena waktu pengiriman dari pabrik kami di Malaysia berlipat dua dari dua menjadi empat bulan.”

Baca Juga :
Virus Corona, Orang Gila dan di Rumah Aja

Dia juga mengungkapkan ada peningkatan pengawasan dan permintaan dokumen atas produk yang datang dari negara lain yang mengakibatkan keterlambatan dalam persetujuan izin.

“Di Uganda, keterlambatan dan komplikasi pengiriman dari Asia dapat menyebabkan DKT tidak memiliki kondom untuk dijual saat kami menunggu dua kontainer tiba. Dan di Mesir, pengiriman kondom dan IUD DKT sekarang dikarantina selama 18 hari sebelum dirilis.”

“Di negara-negara di mana persediaan tidak dikelola dengan baik, situasi kehabisan persediaan di minggu-minggu mendatang mungkin terjadi,” sambung Purdy.

Produsen kondom terbesar dunia tutup 3 parbrik

Ilustrasi. pembuatan kondom di pabrik Karex Bhd, Malaysia. (F: net)
Ilustrasi. pembuatan kondom di pabrik Karex Bhd, Malaysia. (F: net)

Mengutip Reuters, salah satu produsen kondom terbesar dunia, Karex Bhd Malaysia, yang memproduksi satu dari setiap lima kondom secara global, telah menutup tiga pabriknya. Artinya, mereka sama sekali tidak memproduksi satu pun kondom selama seminggu terakhir dari tiga pabriknya di Malaysia.

Seperti diketahui, Pemerintah Malaysia juga telah memberlakukan lockdown.

Akibat penutupan tiga pabrik Karex Bhd itu, dunia kekurangan 100 juta kondom. Selama ini, kondom yang diproduksi Karex dipasarkan secara internasional oleh merek-merek seperti Durex.

Baca Juga :
6 Tips Menjaga Kesehatan Mental untuk Menangkal Corona

Kondom tersebut dipasok ke sistem perawatan kesehatan negara seperti NHS Inggris atau didistribusikan oleh program bantuan seperti Dana Populasi PBB.

Bayang-bayang krisis yang semakin jelas itu rupanya diperhatikan juga oleh Pemerintah Malaysia. Karex Bhd pun mendapat izin untuk memulai kembali produksi pada hari Jumat (27/3/20) lalu.

Syaratnya, mereka hanya boleh memasukkan 50 persen pekerjanya saja ke pabrik. Di Malaysia, Karex merupakan salah satu industri yang mendapat pengecualian khusus.

Meski demikian, pihak Karex Bhd menyatakan bahwa pembukaan kembali tiga pabrik itu belum akan menghilangkan ancaman krisis kondom di dunia.

“Ini akan memakan waktu untuk memulai operasional pabrik dan kami akan berjuang untuk memenuhi permintaan dengan kapasitas setengahnya,” kata Kepala Eksekutif Goh Miah Kiat.

“Kita akan melihat kekurangan global kondom di mana-mana, yang akan menakutkan. Kekhawatiran saya adalah bahwa untuk banyak program kemanusiaan … di Afrika, kekurangannya tidak hanya dua minggu atau sebulan. Kekurangan itu bisa berlangsung berbulan-bulan,” kata dia.

*****

Editor : Yuri B Trisna