
Barakata.id, Kesehatan – Pandemi Covid-19 tak hanya berdampak bagi orang dewasa, anak-anak dan remaja juga bisa terdampak. Bahkan jika tidak diatasi dengan baik, hal itu dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.
Masa remaja adalah masa yang sangat aktif. Di usia ini mereka biasanya punya banyak kegiatan. Dengan adanya Covid-19 beberapa aktivitas mereka tentu menjadi terbatas.
Tak hanya sekolah saja yang masih belum aktif seperti biasanya, tapi juga mereka sulit bermain bersama teman-sebayanya. Perubahan hidup yang drastis ini dapat menimbulkan rasa cemas dan khawatir. Perasaan inilah yang dapat mempengaruhi kesehatan mental.
Baca Juga:
- Jangan Sepelekan Kesehatan Mental, Setiap Hari Ada 5 Orang Indonesia Bunuh Diri
- 7 Manfaat Skincare Bagi Kesehatan Mental
Dilansir dari laman kemkes.go.id, untuk menyikapi hal itu, ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental. Sehingga tetap dapat bertahan di masa pandemi yang belum diketahui kapan berakhir ini.
Psikolog remaja yang juga kolumnis di New York Times, Dr. Lisa Damour mengungkapkan cara-cara tersebut. Di antaranya:
1. Menyadari bahwa cemas adalah hal yang wajar
Rasa cemas adalah hal yang wajar. Tak hanya dialami oleh satu orang saja. Tapi gampir seluruh remaja di dunia kehilangan momen penting dalam hidup.
Dr. Lisa mengatakan, kecemasan adalah fungsi normal dan sehat yang bisa membuat kita waspada terhadap ancaman, dan membantu kita untuk mengambil tindakan untuk melindungi diri.
Rasa cemas dapat membantu mengambil keputusan yang harus dibuat saat ini, seperti tidak menghabiskan waktu bersama orang lain atau dalam kelompok besar, mencuci tangan dan tidak menyentuh wajah.
Untuk mengatasi kecemasan akibat Covid-19, para remaha bisa mencari informasi terkini tentang Covid-19 dari sumber yang akurat dan terpercaya. Jika mengalami gejala, segera beritahu orang tua agar segera diatasi.
2. Sibukkan diri
Jika biasanya remaja sibuk bermain dengan teman-teman sebayanya, di masa pandemi ini remaja bisa menyibukkan diri dengan kegiatan yang tak perlu berkerumun atau bersentuhan fisik. Misalnya ikut kursus online atau banyak membaca buku.
Para remaja juga bisa menekuni hobinya yang tidak melibatkan banyak orang. Intinya buatlah diri sendiri menjadi sibuk dengan hal-hal yang positif dan produktif.
3. Cari pengalihan
Pandemi Covid-19 menjadi kondisi yang sulit dilalui. Namun tetap harus diatasi. Caranya dengan mencari pengalihan.
Tapi ingat pelampiasan yang dilakukan haruslah yang bersifat positif. Misalnya dengan membuat kreativitas baru, membuat kue, berolahraga, menyanyi, menari, melukis dan lain-lain.
4. Rasakan Perasaanmu
Dr Lisa mengatakan ketika seseorang kecewa, cara terbaik untuk mengatasi rasa kekecewaan itu adalah dengan membiarkan merasakan kekecewaan itu.
Jika mengalami perasaan yang menyakitkan, menurut dia satu-satunya jalan keluar adalah dengan berusaha melaluinya.
“Jika kamu membiarkan dirimu merasa sedih, akan lebih cepat pula kamu merasa lebih baik,” ujarnya.
Jadi jangan tahan-tahan perasaan. Luapkan saja, setelah itu lalui, dan lanjutkan hidup. Ada beberapa cara untuk menyalurkan kesedihan, kekecewaan dan rasa sakit, di antaranya membuat karya, melalukan aktivitas fisik, belajar lebih giat dan lain-lain.
Dr Lisa mengatakan setiap orang punya cara berbeda untuk mengolah perasaan. Bagaimana pun caranya pastikan yang dilakukan adalah yang dirasa paling benar.
5. Berkomunikasi dengan cara baru
Tidak bertemu dengan teman sebaya bukan berarti tak bisa lagi berkomunikasi. Di zaman yang sudah modern, berkomunikasi bisa dilakukan dengan banyak jalan. Misalnya lewat media sosial.
Tetapi terhubung secara online ini sebaiknya dibimbing oleh orang tua, karena jika berlebihan penggunaannya akan menimbulkan dampak lain yang tak sehat, salah satunya perasaan cemas.
“Diperlukan pengaturan waktu atau screen time dalam kesehariannya,” kata Dr Lisa.
Baca Juga:
- Menjaga Kesehatan Fisik dan Kesehatan Mental Remaja
- Jaga Diri Tetap “Waras”, Tips Mengatasi Gangguan Kesehatan Mental Saat Pandemi
6. Berbuat baik
Berbuat baik bisa mengatasi masalah kesehatan mental. Berbagi kepada sesama yang membutuhkan di masa pandemi akan mengobati rasa kecewa terhadap keadaan.
Selain itu, banyak juga remaja yang mengalami aksi bullying di masa pandemi ini. Jika menemui yang seperti itu jangan ikut-ikutan membully. Justru tawarkan bantuan atau dukungan bagi korban. Bisa juga dengan mencari pertolongan dari orang dewasa. (asrul)