Beranda Urban Ekonomi

Bisnis Asuransi Kurang Dipercaya Masyarakat, Begini Kiat AXA Mandiri

93
0
Bisnsi Asuransi Kurang Dipercaya
Ilustrasi (F: Instagram @axamandiri)
DPRD Batam

Barakata.id, Ekonomi- Bisnis asuransi menjadi salah satu bisnis yang kurang dipercaya masyarakat. Banyak anggapan miring terhadap bisnis asuransi, dan sering dianggap rentan penipuan. Padahal belum tentu demikian.

Menyikapi hal ini Chief Business & Distribution AXA Mandiri, Theodores Tangke mengatakan saat ini AXA Mandiri punya 1 juta nasabah. Untuk mempertahakannya, AXA Mandiri berusaha untuk lebih visible atau terlihat.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

“Bukan hanya saat penjualan premi saja yang visible lalu saat klaim kami invisible. Tapi melakukan semua prosesnya dengan lebih visible,” kata Theo, dalam diskusi bersama Forum Diskusi Jurnalis Kepri (FDJK), Rabu (14/4/21).

Baca Juga:

Untuk mematahkan anggapan bisnis asuransi kurang dipercaya masyarakat, AXA Mandiri juga memperlakukan nasabahnya sebagai partner. Di masa pandemi ini misalnya, AXA Mandiri memberikan layanan teleconsultation.

Layanan itu berupa klaim kesehatan lewat WhatsApp, layanan ekslusif di rumah sakit, evakuasi medis, perawatan kesehatan sesuai kebutuhan misalnya rencana diet, konsultasi dengan psikitaris dan lain-lain, serta opini medis kedua.

“Kami juga memastikan SDM (sumber daya manusia) berkualitas sehingga benar-benar mengerti produk saat menjual. AXA Mandiri punya lebih dari 2.000 tenaga pemasar berlisensi,” tuturnya.

Theo juga mengatakan AXA Mandiri secara berkala melakukan evaluasi kinerja. Bahkan sampai melibatkan mysteri shopper untuk melakukan evaluasi tersebut.

Para pemasar ini tersebar di seluruh Indoesia, terutama di cabang-cabang Bank Mandiri. Setelah nasabah membeli premi asuransi, AXA Mandiri pusat juga akan melakukan welcome call. Artinya nasabah ditanyai apakah sudah benar-benar mengerti terkait produk yang mereka beli.

“Kemudian terus melakukan perbaikan di sisi servis. Hal ini dilakukan dengan berupaya selalu hadir saat nasabah membutuhkan layanan. Baik proses klaim atau saat membutuhkan produk baru,” ujarnya.

Selain itu, setiap tahun AXA Mandiri juga konsisten melakukan literasi yang menyasar berbagai segmen masyarakat.

Baca Juga:

Sementara itu, Kepala Bagian Pengawasan Produk pada Direktorat Pengawasan Asuransi dan BPJS Kesehatan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kurnia Yuniakhir mengatakan, agen pemasar memang harus menjelaskan risiko dan transparan saat memasarkan produknya. Baik itu terkait asuransi jiwa maupun umum.

Menurut dia, pemerintah juga mestinya punya lembaga penjamin polis. Lembaga ini sudah pernah diwacanakan, tapi belum juga terbentuk.

“Harapan kami pemerintah membentuk itu, agar semakin yakin karena dilindungi lembaga penjamin polis,” ujarnya.

***

Reporter: Asrul R