Beranda Urban Nusantara

Banjir Bandang di Flores Timur, 44 Orang Meninggal, 7 Hilang

95
0
Banjir bandang
Banjir bandang lulantahkan sejumlah lokasi di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021). F: Barakata.id / ist
DPRD Batam

Barakata.id, Jakarta –  Korban banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah.

Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 44 orang. Catatan itu dimutakhirkan pada Minggu (4/4) pukul 15.00 WIB.

Ikuti saluran Barakata.id di WhatsApp klik disini

Dilansir dari Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan korban jiwa tersebar di tiga desa. BNPB dan sejumlah lembaga negara masih terus memperbarui data dari lapangan.

Baca juga:

Perincian sementara yakni Desa Lamanele Kecamatan Ile Boleng sebanyak 38 orang meninggal dunia, Desa Waiburak Kecamatan Adonara Timur 3 orang meninggal dunia dan Desa Oyang Barang Kecamatan Adonara Tengah 3 orang meninggal dunia.

“Total 44 orang meninggal dunia, 7 orang hilang dalam pendataan,” kata Raditya lewat keterangan tertulis, Minggu (4/4/2021).

BNPB masih mendata jumlah korban luka-luka dari berbagai desa yang terdampak. Untuk sementara, 49 kepala keluarga dipastikan terdampak kejadian ini.

Baca juga:

Raditya menyampaikan saat ini ada 7 orang yang dinyatakan hilang usai kejadian. Seluruhnya berasal dari Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur.

BNPB pun mencatat kerugian berupa kebendaan. Hingga saat ini, BNPB melaporkan pemukiman warga hanyut tersapu banjir, puluhan rumah di Desa Lamanele tertimbun lumpur, dan jembatan di Desa Waiburak putus.

Raditya menuturkan sejumlah instansi terkait telah rapat terbatas dan mendirikan posko. Sejumlah pejabat tingkat kabupaten dikabarkan akan turun langsung ke lokasi bencana.

“Tim yang terdiri dari Bupati, TNI, Polri, Asisten 1, BPBD, Dinas Sosial, Dinas PUPR, Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Perkebunan dan Peternakan, Bagian Humas, Anggota DPRD sedang dalam perjalanan laut, 30 Menit lagi baru sampai ke lokasi dan segera menginformasikan kondisi terkini,” ujarnya.

Sebelumnya, sejumlah desa di Kabupaten Flores Timur dihantam banjir bandang. Kejadian berlangsung pada Minggu (4/4/2021) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.

BNPB mengatakan banjir bandang terjadi akibat hujan deras yang mengguyur Flores Timur beberapa hari belakangan. Hingga saat ini, pemerintah setempat masih berupaya melakukan penanganan di lokasi bencana.

Baca juga:

Dilansir dari Mediantt.com, Kepala Desa Nele Lamadike, Pius Pedang Melai mengatakan  ada 10 orang meninggal dan masih ada puluhan warga yang belum ditemukan.

Dia mengatakan, proses pencarian tidak bisa dilakukan secara maksimal karena dilakukan secara manual, selain karena hujan masih terus mengguyur wilayah itu.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Flores Timur untuk segera mengirim alat berat ke lokasi kejadian untuk membantu proses pencarian korban.

Sementara Wakil Bupati Flores Timur, Agus Boli  mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur masih melakukan pendataan di lapangan terkait korban meninggal dunia maupun luka-luka. Petugas di lapangan masih melakukan penanganan darurat pascainsiden yang terjadi pada dini hari tersebut.

Pantauan BPBD Kabupaten Flores Timur, puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Lamanele. Ada juga rumah warga yang hanyut terbawa banjir. Di samping itu, jembatan putus di Desa Waiburak Kecamatan Adonara Timur.

Kendala di lapangan yang diidentifikasi petugas BPBD yaitu akses satu-satunya adalah penyeberangan laut ke Pulau Adonara. Sedangkan hujan, angin dan gelombang yang tinggi mengakibatkan pelayaran tidak diperbolehkan oleh otoritas setempat.

Satu Korban Ditemukan

Satu warga Riangmuko Waiwerang, Lambertus, guru SMAN I Adonara Timur ditemukan di laut. Sementara anak dan istrinya belum ditemukan. Belasan warga lainnya yang terseret banjir masih dalam pencarian.

“Baru satu orang yang ditemukan. Guru Akuntansi SMAN I Adonara Timur. Istri dan anaknya belum. Sekitar belasan juga belum ditemukan,” kata warga Waiwerang, Erik Mone.

Selain itu, satu unit mobil pertamina, hanyut dibawa banjir hingga ke laut.

*****

Editor: Ali Mhd