
Barakata.id, Batam – Tuhan tak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali mereka sendiri mengubahnya. Demikian juga yang dilakukan Wali Kota Batam H Muhammad Rudi, dalam mengatasi masalah air bersih di Kota Batam.
Hal ini ia uraikan saat menghadiri silaturahmi dengan Ketua RT/RW, tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kecamatan Batuaji, sekaligus menyerahkan insentif RT/RW triwulan II (Periode April-Juni) 2023.
“Sampaikan kepada masyarakat, saya tidak akan pernah lepas tangungjawab dari masalah air ini,” ujarnya dalam acara di Aula Kampus Universitas Riau Kepulauan, Minggu (18/6/2023).
Baca juga: Ketua DPRD Batam Minta Masalah Air Bersih dan Listrik Segera Beres
Sebagai Kepala BP Batam, ia sudah memiliki program perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan air di Kota Batam, dan sudah dimulai secara bertahap. Di antaranya:
1. Instalasi Pengelolaan Air (IPA/waduk) Duriangkang akan dilakukan optimalisasi kapasitas IPA, sesuai desain awal. Sehingga akan mampu menambah ketersediaan air sebesar 250 liter per detik (LpD) pada area suplai Batubesar, Nongsa dan Batuaji.
2. Pembangunan IPA baru di Duriangkang dengan kapasitas 400 lpd, pada area suplai Kabil-Nongsa dan Batamkota di akhir tahun 2023.
3. Penguatan pipa yang berada di beberapa titik pelayanan jaringan distribusi utama (JDU) dan jaringan distribusi baru (JDB), seperti pipa di downstream Duriangkang sebesar 800 mm, dan pembangunan pipa di beberapa titik jalan Batuaji, Kabil, Nongsa, dan Sukajadi.
4. Pembangunan Inline Booster Pump (IBP) di jaringan distribusi dengan kapasitas 250 lpd di Simpang Basecamp untuk dapat mendukung penyelesaian aliran air di Daerah Batuaji–Tanjunguncang.
5. Pembangunan IPA Mukakuning, Tahap II berkapasitas 350 lpd. Pembangunannya sudah mulai dilakukan, yakni pembangunan IPA dan perkuatan jaringan pipa Mukakuning–Sukajadi.
6. Melakukan desalinasi atau proses membuat air asin menjadi air tawar Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) untuk kebutuhan Tanjunguncang dan Dapur 12 & Nongsa.
7. Melakukan dropping lima truk tangki air dengan kapasitas 5.000 liter.
Peremajaan Instalasi yang Sudah Berumur
Selain itu, Rudi menjelaskan bahwa instalasi pipa air bersih di Batam dibangun pada tahun 1995, itu artinya sudah 28 tahun yang lalu. Dan sejak mulai dibangun, sama sekali belum pernah dilakukan peremajaan.
“Waktu itu penduduk di Kota Batam masih 200 ribu, sedangkan sekarang sudah 1,3 juta. Karena itu, instalasi pipa ini perlu kita tingkatkan lagi,” ujarnya.
Untuk menyelesaikan semua instalasi pipa utama maupun pipa ke rumah warga, dibutuhkan anggaran sekitar Rp4 sampai Rp5 triliun. Belum lagi, peningkatan instalasi pengelolaannya di waduk-waduk.
“Tapi saya pastikan sampai saat ini tidak akan ada kenaikan. Jadi Bapak dan Ibu tidak perlu khawatir,” ujarnya.
Baca juga: Tiga Solusi Suplai Air Bersih dari BP Batam
Selanjutnya, Rudi menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para pengurus RT dan RW di Kota Batam. Di mana, selama ini telah berperan penting dan mendukung program pembangunan Pemko Batam.
Dalam kesempatan itu, Rudi juga merespon tentang keluhan masyarakat terkait dengan suplai air bersih yang terjadi di beberapa wilayah. Ditegaskannya bahwa pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat.
Contohnya, terkait keluhan masyarakat Sungaipanas, Bengkong dan sekitarnya yang beberapa hari ini air tidak mengalir, ditegaskannya bahwa hal itu karena dampak pecahnya pipa di Simpang Kepri Mall.
“Kalau ada kejadian seperti itu, pasti kita gerak cepat. Dan Alhamdulillah hari ini (Minggu, 18/6/2023) sudah selesai dan airnya mulai mengalir,” katanya. (ski)