

Barakata.id, Bintan- Gubernur Kepri Ansar Ahmad dan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Surya Tjandra meninjau tapak landing point Jembatan Batam Bintan (Babin) di sekitaran Lobam, Bintan, Selasa (31/8/21).
Seperti halnya beberapa pejabat setingkat menteri yang telah meninjau rencana pembangunan Jembatan Babin, Surya juga mengaku sangat optimis Jembatan Babin dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Kepri.
Sehingga secara berkesinambungan juga akan menyumbang kontribusi bagi pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga:
- 1 Desember Jembatan Babin Pemancangan Titik Kordinat
- Tinjau Jembatan Batam-Bintan, Luhut Minta Dibuatkan Studi Ekonominya
“Jembatan ini tentunya akan menjadi boosting bagi ekonomi karena Batam dan Bintan adalah pulau-pulau utama yang menjadi konsentrasi industri di Kepulauan Riau,” kata Surya Tjandra dikutip dari humas.kepriprov.go.id.
Dia mengatakan, tugas dari Kemetnerian ATR melalui Kanwil ATR Kepri adalah pengadaan lahan di lokasi-lokasi yang menjadi jalur Jembatan Babin.
Sementara itu, untuk jalur jembatan yang akan melewati kawasan hutan, akan menjadi wewenang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Oleh karena itu nantinya Kementerian ATR akan berkoordinasi dengan Kementerian LHK.
“Prosesnya seperti yang dijelaskan oleh Kepala Kanwil Kepri sudah dimulai, target jembatan ini selesai dalam waktu tiga tahun harus kita kejar,” ungkap Surya Tjandra.
Gubernur Ansar sendiri mengakui, dia aktif mengundang pejabat Kementerian untuk ikut mendukung pembangunan Jembatan Babin ke Kepri.
Baca Juga:
Menurut Ansar, dari hasil studi kajian, dampak ekonomi yang ditimbulkan Jembatan Babin ini sangat masif sekali.
“Jadi pemerintah pusat pun harus mendukung terlaksananya pembangunan ini,” kata Ansar.
Jembatan Babin akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia. Total panjangnya mencapai 14,749 kilometer termasuk dengan panjang jembatan dan jalan raya yang akan melewati Tanjungsauh dan Pulau Buau. Jembatan ini diperkirakan akan menelan dana sekitar Rp13 triliun.
***
Editor: Asrul R