Barakata.id, Batam – Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad mengatakan angka stunting di hinterland sebenarnya relatif rendah. Yaitu 3,6 persen, sedangkan angka stunting di kawasan mainland yaitu 6,2 persen.
Namun, upaya penurunan angka stunting ini harus terus dilakukan. Salah satu upayanya adalah dengan melakukan rembuk stunting. Berkumpul, mempelajari data dan permasalahan yang ada sebagai upaya penurunan angka kasus stunting di Batam.
Setelah kemarin rembuk stunting untuk beberapa kecamatan di maindland diadakan di Kantor Wali Kota Batam, kali ini rembug stunting dilakukan di Kantor Camat Belakangpadang, Rabu (12/1/22).
Baca Juga:
- Rembuk Stunting Batam Dimulai, Ini Jadwalnya Per Kecamatan
- Puskesmas Botania Kini Punya Pos Kelola Anak Stunting di Mall
Amsakar mengatakan, penanganan anak stunting tak hanya dilakukan di mainland saja. Tapi juga di wilayah hinterland.
“Penanganan stunting harus menjadi perhatian kita semua. Karena itu Pemko Batam saat ini terus fokus untuk menuntaskan stunting ini,” kata Amsakar.
Rembuk stunting ini dilakukan untuk membahas dan meningkatkan pemahaman kepada kader-kader pendamping maupun calon orang tua.
“Ciri-ciri stunting bisa kita lihat dari tingginya dan berat badannya yang tidak standar seusianya,” katanya.
Melalui rembuk stunting ini para pendamping dapat meningkatkan pengetahuan. Sehingga dapat memberikan penjelasan dan membantu para orang tua atau calon-calon pengantin. Dengan begitu, orang tua yang dapat memahami dapat mencegah anak-anaknya sehingga tidak stunting.
Baca Juga:
Dalam rembuk tersebut ada beberapa hal yang dibahas. Salah satunya terkait pelayanan kesehatan masyarakat maupun puskesmas yang jaraknya sulit dijangkau.
“Maka itu Pemko Batam akan mempertimbangkan untuk kader-kader pendamping di tiga kecamatan ini untuk diberikan biaya pengganti transportasi,” kata Amsakar.
Selain itu juga dibahas bagaimana cara mencukupi gizi anak-anak di hinterland. Sehingga mereka terbebas dari stunting. (asrul)