Jakarta – Kepala Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Handayani, Neneng Hariyani mengatakan, beberapa anak yang ditangkap lantaran terlibat dalam kerusuhan di Jakarta, 22 Mei lalu berharap bisa pulang ke rumah agar dapat merayakan Lebaran bersama keluarga.
Anak-anak itu, mengaku menyesal karena ikut aksi menolak hasil Pilpres 2019 tersebut. Sebagian besar dari mereka bahkan ada yang sering menangis.
Sbanyak 52 anak yang terlibat kerusuhan di seputaran Tanah Abang, Petamburan dan Slipi itu kini diberi pendampingan di Balai Handayani. Anak-anak yang ditangkap saat aksi 22 Mei itu diberi pendampingan dari satuan bakti pekerja sosial.
Neneng Hariyani mengatakan, program pendampingan tersebut bertujuan agar anak mau terbuka dan bercerita mengenai masalah yang dihadapi.
“Ini bagian dari assessment kami juga untuk mengetahui alasan mereka mau ikut aksi 22 Mei kemarin,” kata Neneng ditemui, Rabu (29/5/19) dikutip dari Tempo.co.
Kata Neneng, saat dilakukan pendampingan dan assesment, sebagian dari mereka menyesal. “Banyak yang menangis ingin cepat pulang karena mau lebaran di rumah.”
Baca Juga : Kerusuhan 22 Mei, Polisi Sudah Kantongi Identitas Aktor Intelektual
Neneng tidak bisa menjanjikan untuk langsung membebaskan puluhan anak yang dititipkan tersebut. Ia hanya menyarankan agar setiap anak mengikuti program yang ada di balai dan kooperatif dengan petugas yang mendampinginya.
“Saya juga bilang agar banyak berdoa,” ujarnya.
Neneng berpesan agar orangtua mengawasi anaknya setelah dibebaskan. Sebabnya, proses pembebasan anak akan diberikan beberapa persyaratan agar mereka tidak mengulangi perbuatannya.
“Tapi, yang memutuskan pembebasannya dari kepolisian setelah assessment yang kami lakukan selesai,” ujarnya.
“Hasil assessment itu akan diserahkan ke polisi untuk kajian mereka mengklasifikasi keterlibatan anak dalam aksi kemarin.”
Baca Juga : Diduga Ada ISIS di Balik Aksi 22 Mei
Pada 22-23 Mei 2019, kerusuhan pecah di depan Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat. Kerusuhan itu merambat hingga ke Tanah Abang, Slipi, dan Jalan Wahid Hasyim.
Massa dan polisi bentrok setelah aksi 22 Mei yang digelar oleh Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat. Dinas Kesehatan DKI mencatat ada 8 orang yang meninggal dunia dan ratusan orang lainnya mengalami luka-luka dalam Kerusuhan 22 Mei 2019.
Ratusan orang ditangkap yang diduga terlibat dalam kerusuhan itu, sebagian masih berstatus anak.
*****
Sumber : Tempo.co