Barakata.id, Jakarta – Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) blak-blakan lagi. Kali ini ia dengan gamblang mengungkap aib di tubuh Pertamia.
Menurut Ahok, banyak persoalan di dalam manajemen Pertamina, mulai dari soal lobi-lobi jabatan hingga gaji direksi. Semua itu dibongkar Ahok dalam akun YouTube POIN yang disiarkan pada Senin (14/9/20).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, sebagai Komisaris Utama, ia tidak mengetahui perubahan posisi direksi di Pertamina. Pasalnya, direksi langsung melobi menteri untuk urusan pergantian posisi.
“Ganti direktur bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah-marah juga. Direksi-direksi semua mainnya lobi ke menteri, karena yang menentukan itu menteri,” ujarnya dikutip dari YouTube, Selasa (15/9/20).
Baca Juga :
* Ahok Luncurkan Aplikasi “Jangkau” untuk Bantu Orang Miskin
* Habib Bahar Dipindahkan ke Nusakambangan, Pengacara Bandingkan dengan Ahok
Selain direksi, ungkap Ahok, komisaris pun rata-rata titipan dari kementerian-kementerian terkait. Ia juga menyorot soal pencopotan jabatan, tapi tidak ada perubahan gaji dari karyawan.
Ahok mencontohkan jabatan direktur utama anak perusahaan Pertamina dengan gaji Rp100 juta lebih dicopot, tapi gajinya masih tetap sama.
“Masa dicopot gaji masi sama. Alasannya karena orang lama. Ya harusnya gaji mengikuti jabatan Anda kan. Tapi mereka bikin gaji pokok gede semua. Jadi bayangin gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp75 juta. Dicopot, gak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih,” kata Ahok.
Melihat banyaknya masalah di Pertamina, Ahok mengakui bahwa ia saat ini sedang berusaha mengubah sistem tersebut. Ia juga bakal memotong birokrasi soal pangkat.
Ahok mengatakan, ke depan sistem pangkat di Pertamina akan melalui jalur lelang terbuka. Selain perkara gaji, Ahok pun sempat menyinggung soal utang perseroan.
“Udah utang US$16 miliar. Tiap kali otaknya minjem duit. Saya kesel nih,” ujar Ahok.
Menurut Ahok, ada 12 cekungan yang bisa dieksplorasi dengan potensi minyak dan gas bumi.
“Ngapain di luar negeri. Jangan-jangan ada komisi beli-beli minyak,” kata dia.
Ahok bahkan menyinggung rencana membubarkan Kementerian BUMN dan mengganti seperti sistem di Singapura yang memiliki Temasek Holding.
“Kalau bisa Kementerian BUMN dibubarkan. Kita membangun semacam Temasek, semacam Indonesia Incorporation,” ujarnya.
Tanggapan Pertamina
Sementara itu, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fajriyah Usman yang dimintai tanggapan soal video Ahok tersebut mengatakan bahwa pihaknya menghargani pandangan Ahok. Menurut dia, pernyataan Ahok sejalan dengan program restrukturisasi Pertamina.
“Kami menghargai pernyataan Pak BTP (Ahok) sebagai Komut (Komisaris Utama) yang memang bertugas untuk pengawasan dan memberikan arahan. Hal ini juga sejalan dengan restrukturisasi Pertamina yang sedang dijalankan direksi agar perusahaan menjadi lebih cepat, lebih adaptif dan kompetitif,” ujarnya, Selasa (15/9/20).
Baca Juga :
* Wah, Pertalite Dijual Seharga Premium
* Harga Pertalite Didiskon Rp1.200 per Liter, Hanya Jawa dan Bali
Fajriyah Usman mengatakan, Pertamina dan beberapa anak perusahaan telah menerapkan ISO 37001:2016 mengenai Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP).
Selain itu, lanjut dia, Pertamina pun menjalankan kerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sejak 2018 sebagai komitmen perseroan untuk lebih transparan, dan memastikan semua sesuai dengan prosedur.
“Hal-hal yang bersifat corporate action dilakukan manajemen dalam rangka pertumbuhan perusahaan dan juga memastikan ketahanan energi nasional. Tentu saja pastinya akan mempertimbangkan internal resources dan dilakukan secara prudent dan profesional,” ujarnya.
Fajriyah menyebutkan, pihaknya akan terus koordinasi dan komunikasi dengan komisaris serta stakeholder terkait, agar semua terinformasikan dengan baik apa yang sedang dijalankan oleh Pertamina.
*****
Editor : YB Trisna
Sumber : CNNIndonesia.com