

Batam – Presiden Republik Indonesia ke-3, BJ Habibie memberi penghargaan Lintas Bidang kepada 15 tokoh di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Dua di antara tokoh itu adalah mantan Gubernur Kepri, Muhammad Sani (almarhum) dan Wali Kota Batam, Muhammad Rudi.
Penyerahan penghargaan dilaksanakan di Hotel Radisson Batam, Senin (29/4/19). Penghargaan Lintas Bidang ini meliputi bidang pendidikan, sosial, kesehatan, dan kemanusiaan.
Penghargaan untuk M Sani diterima oleh istrinya, Aisyah Sani. Sedangkan untuk M Rudi diwakilkan Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin.
Tokoh lain yang menerima penghargaan Lintas Bidang dari BJ Habibie adalah, Edy Husi, Amin Patros, Cris Wiluan, Abie Golden Prawn, John Sulistiawan, Suranto, Daniel Burhanuddin, dan Iswanto Sumantoro.
Selain piagam, para tokoh penerima penghargaan juga mendapat buku karangan Sri Soedarsono, pendiri Yayasan Keluarga Batam (YKB).
Usai acara, Sri Soedarsono mengatakan, penyerahan penghargaan ini disejalankan dengan peringatan ulang tahun bersama yakni, ke-40 YKB, Perkumpulan Budi Kemuliaan Batam ke-35 tahun, Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) ke-32 tahun, dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Batam yang ke-28 tahun. Peringatan ini menurutnya dalam kurun waktu empat dekade (1978-2018).
“Terima kasih kepada mitra kerja yang telah membantu selama 40 tahun ini. Baik bantuan moril, setiap kita butuhkan mereka siap memberikan,” katanya.
Nostalgia Habibie
Pada kesempatan itu, BJ Habibie juga sempat bernostalgia dengan saat-saat ia memimpin kantor Otorita Batam. Ia pun mengapresiasi pesatnya peningkatan perekonomian Batam saat ini.
Habibie mengatakan, di era tahun 70-an, posisi Batam yang sangat strategis di wilayah perbatasan dinilai sangat potensial untuk pembangunan dan penguatan perekonomian nasional.
“Saat itu Batam ini masih kosong, masih hutan belantara, belum ada pembangunan. Saya mendapat amanah dari Presiden Soeharto untuk mengembangkan Batam,” katanya.
Semangat Habibie untuk membangun Batam semakin kuat kala bertemu dengan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew. Sejak itu, ia mulai menyusun rancang bangun pengembangan Pulau Batam.
Selain sebagai pertahanan negara dan beranda Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di wilayah Barat, Batam juga didesain sebagai kawasan industri karena posisinya yang sangat elok, berada di jalur lalu lintas perdagangan dunia Selat Malaka.
‘Tak cukup waktu jika saya sampaikan semua. Intinya, saya sangat ingin melihat Batam tumbuhdan berkembang lebih maju terutama perekonomiannya,” kata dia.
Habibie mengajak seluruh elemen masyarakat di Batam bersatu-padu untuk mewujudkan hal tersebut.
“Saya katakan juga di sini, jangan pernah ragu jika ingin meminta pendapat atau masukan kepada saya untuk bagaimana memajukan Batam. Saya selalu siap,” katanya.
*****